Selaku Ketua K3S di Kecamatan IV Jurai, Sri menilai, penggunaan dana BOS reguler maupun BOSDA yang telah dianggarkan pemerintah pusat maupun Pemkab Pessel, telah dijalankan dengan baik oleh seluruh sekolah untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
Kendati demikian, Sri berharap agar besaran dana BOS tidak lagi dialokasikan berdasarkan jumlah siswa. Sebab, menurut Sri, sekolah yang memiliki siswa dengan jumlah sedikit, relatif kesulitan untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dengan biaya terbatas.
“Misalnya dana BOSDA, itu kan per anaknya Rp5.000, di sini ada SD yang jumlah siswanya kurang dari 50 orang. Akibatnya pembina ekstrakurikuler protes, karena honor mengajarnya lebih kecil dibanding sekolah yang memiliki jumlah siswa yang banyak. Sementara jam mengajar mereka sama. Jadi kalau lah bisa saya berharap, hendaknya besaran dana BOSDA itu disamaratakan saja setiap sekolah,” tuturnya. (*)