5.400 Murid SD Kecamatan IV Jurai Nikmati Pembinaan Ekstrakurikuler Gratis

Dana BOS

HARIANHALUAN.ID – Sebanyak 5.400 murid sekolah dasar (SD) yang ada di Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), telah menikmati berbagai kegiatan ekstrakurikuler gratis yang terselenggara berkat adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) reguler dan Daerah (BOSDA).

Kepala Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kecamatan IV Jurai, Sri mengatakan, di daerah tersebut terdapat 37 SD negeri maupun swasta. Seluruhnya telah memfasilitasi berbagai program ekstrakurikuler pengembangan minat dan bakat bagi para siswa.

“Kegiatan ekstrakurikuler pengembangan minat dan bakat siswa telah berjalan di seluruh sekolah yang ada di Kecamatan IV Jurai. Bentuknya beragam. Ada ekstrakurikuler pengembangan minat bakat, keagamaan, seni budaya hingga olahraga,” ujarnya kepada Haluan, Senin (27/2/2023).

Sri menuturkan, untuk mengukur tingkat keberhasilan pembinaan minat dan bakat siswa yang telah berjalan di seluruh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut, pihaknya juga rutin menggelar berbagai ajang perlombaan di tingkat kecamatan.

Disebutkannya, ajang perlombaan tersebut biasanya akan digelar menjelang helatan perlombaan minat dan bakat siswa di tingkat nasional, seperti ajang Festival Lomba Seni Siswa (FL2SN) dan juga Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

“Pada Maret nanti, K3S SD Kecamatan IV Jurai akan mengadakan rapat untuk perencanaan penyelenggaraan kegiatan perlombaan tingkat kecamatan untuk menghadapi FL2SN dan O2SN pada tahun ini,” ucapnya.

Selaku Ketua K3S di Kecamatan IV Jurai, Sri menilai, penggunaan dana BOS reguler maupun BOSDA yang telah dianggarkan pemerintah pusat maupun Pemkab Pessel, telah dijalankan dengan baik oleh seluruh sekolah untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Kendati demikian, Sri berharap agar besaran dana BOS tidak lagi dialokasikan berdasarkan jumlah siswa. Sebab, menurut Sri, sekolah yang memiliki siswa dengan jumlah sedikit, relatif kesulitan untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dengan biaya terbatas.

“Misalnya dana BOSDA, itu kan per anaknya Rp5.000, di sini ada SD yang jumlah siswanya kurang dari 50 orang. Akibatnya pembina ekstrakurikuler protes, karena honor mengajarnya lebih kecil dibanding sekolah yang memiliki jumlah siswa yang banyak. Sementara jam mengajar mereka sama. Jadi kalau lah bisa saya berharap, hendaknya besaran dana BOSDA itu disamaratakan saja setiap sekolah,” tuturnya. (*)

Exit mobile version