Perjalanan yayasan Adz-Dzikr Ishyaarul
Jannah hingga akhirnya terkenal hingga seantero Provinsi Sumatera Barat, kata Bripka Eko, tidaklah berjalan mulus tanpa hambatan. Dalam perjalannya, kata personel Bhabin Kamtibmas Polres Dharmasraya ini, dirinya bersama para pendiri juga banyak mengalami kesulitan.
Mulai dari minimnya fasilitas dan lokasi belajar, adanya pihak-pihak lain yang tidak senang. Hingga keterbatasan biaya yang bahkan harus membuat dirinya merogoh kocek pribadi dari gajinya yang tidak seberapa.
“Namun ajaibnya, selalu saja ada
kemudahan dan pertolongan dari Allah dalam berbagai bentuk bagi kami. Saya meyakini, Allah selalu akan menolong mereka yang berniat baik untuk berjuang dijalannya,” kata Bripka Eko.
Bagi Bripka Eko, janji Allah seperti yang
tertuang dalam surat An-Nashr itu adalah suatu kenyataan. Ia masih mengingat bagaimana yayasan pendidikan islam yang saat ini bahkan telah memiliki 250 orang santri dari tingkat Raudhatul Athfal (RA) hingga Tahfiz Quran ini dimulai dan dirintis.
Dimana menurutnya, dari kelas belajar yangpada awalnya menumpang di rumah salah satu pendiri, kini yayasan itu telah memiliki 12 ruang belajar, beberapa gazebo, hingga satu musala. Penambahan fasilitas itu pun tidak terlepas dari bantuan para dermawan dan donatur.
“Bahkan kami telah menerima hibah tanah seluas 18,5 meter kali 50 meter dari donatur. Di atas tanah hibah itulah bangunan–bangunan perlahan-lahan dan secara berangsur kami bangun sedikit demi sedikit,” katanya.