PADANG, HARIANHALUAN.ID – Sekolah Dasar (SD) Negeri Percobaan Kota Padang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan sekolah berkarakter dengan membentuk lima duta sekolah yang dilengkapi dengan tupoksi masing-masing.
Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan Kota Padang, Lifda Sari, melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Suciati Poro menyebutkan bahwa, SD Negeri Percobaan fokus meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter melalui pembentukan duta sekolah. Duta sekolah yang sudah dipilih diharapkan bisa menjadi role model bagi anak-anak yang lain sehingga karakter pada masing-masing anak terbentuk secara menyeluruh.
Duta Sekolah tersebut dipilih melalui keseharian, kemampuan dan kebiasaan mereka di sekolah sesuai dengan jurnal perkembangan anak.
“Kita punya lima duta, yaitu Duta Adiwiyata, Duta Literasi, Duta NAPZA, Duta Budaya dan Duta Karakter. Seluruh duta tersebut sudah memiliki tupoksi masing-masing,” kata Suciati Poro, Selasa (14/11).
Tujuan dibentuknya Duta Sekolah SD Negeri Percobaan agar saat mendapatkan kunjungan dari berbagai instansi, maka anak-anak yang sudah dipilih bisa lebih siap dengan tupoksi masing-masing dan sadar akan tanggung jawab.
“Kita sebagai sekolah percobaan, harus siap setiap saat menerima kunjungan, terkadang kunjungannya mendadak. Di sinilah peran para duta sekolah untuk menyampaikan visi misi sekolah. Jadi, saat menyampaikan visi misi sekolah, bukan hanya guru saja yang menjelaskan, namun para duta tersebut juga harus siap, tentu dengan tupoksi masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, tujuan dibentuknya duta sekolah bukan hanya sekedar membentuk duta untuk formalitas, namun lebih kepada fasilitator dengan tanggung jawab masing-masing untuk menyambut para tamu yang berkunjung.
“Karena dari awal dipilih sesuai keseharian dan kebiasaan mereka, maka kami para guru bersyukur sebab karakter tersebut sudah terbentuk dari awal. Kami melatih dan menambahkan sedikit agar karakter tersebut bisa dipertahankan oleh masing-masing duta,” ucapnya.
Ia menjelaskan, Duta Adiwiyata dibentuk karena SD N Percobaan merupakan sekolah yang sangat memperhatikan lingkungan.
“Tupoksi Duta Adiwiyata itu diantaranya ada kegiatan menanam pohon dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Kemudian ada program dalam Kurikulum Merdeka, temanya berbeda-beda. Ada kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan,” ucapnya.
Kemudian ada Duta Literasi. Ia mengatakan, bahwa tujuan dibentuknya Duta Literasi adalah untuk melatih kemampuan anak-anak dalam bidang literasi, baik dalam membaca, mengembangkan kalimat ataupun berbicara di depan umum.
“Sebelum pembelajaran di kelas, kegiatan literasi seperti membaca buku, menonton video atau mendengarkan audio kemudian menceritakan kembali apa yang dibaca, dilihat dan didengar tersebut dengan bahasa sendiri. Bisa juga dengan menceritakan pengalaman di hari sebelumnya atau menjelaskan suatu objek tertentu,” tutur Suciati.
Selanjutnya ia katakan, SD Negeri Percobaan merupakan sekolah bebas NAPZA. Oleh karena itu, sekolah tersebut memiliki Duta NAPZA yang bekerjasama dengan Polda dan Polsek setempat.
“Duta NAPZA ini biasanya sosialisasi ke teman-teman, saat ada tamu, dia siap menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan NAPZA. Duta NAPZA juga melakukan beberapa kegiatan seperti pengenalan rambu-rambu lalu lintas di kelas rendah,” ujarnya.
Sebagai sekolah yang siap dengan berbagai kunjungan, SD Negeri Percobaan memiliki Duta Budaya yang aktif dalam kegiatan kebudayaan dan siap menjalankan tupoksinya.
“Karena sekarang juga lagi gencar kegiatan Keminangkabauan sesuai yang dicanangkan oleh Wali Kota, kita merasa Duta Budaya memang sangat diperlukan. Kebetulan anak yang menjadi Duta Budaya sudah berkunjung ke beberapa daerah untuk mengikuti kegiatan kebudayaan,” ujarnya lagi.
Dalam upaya menciptakan sekolah berkarakter, SD Negeri Percobaan juga membentuk Duta Karakter. Duta Karakter dibentuk untuk menjaga sikap tidak hanya kepada sesama, namun juga kepada yang lebih tua dan yang lebih kecil.
“Duta Karakter paham dengan Kato Nan Ampek, Kato Mandaki, Malereang, Mandata, Manurun. Ia harus berani mengajak teman-temannya bersopan-santun dalam berbicara dan berperilaku. Kalau ada anak2 yg buang sampah, dia menegur, seperti polisi sekolah. Kebetulan pendekatan kepada teman-temannya bagus sebagai promotor karakter,” tutur Suciati. (h/mg-ipt)