Sementara salah seorang tokoh agama Sumbar, Aulya Rivai mengaku deklarasi kebangsaan ini bertujuan untuk menjaga kebersamaan dan persatuan.
“Kebersamaan dan persatuan pada saat ini perlu diingatkan pada generasi penerus bangsa. Hal ini dikarenakan pengaruh lingkungan mendominasi pembentukan akhlak generasi bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, pada zaman perjuangan dahulu, penerus bangsa berusaha memperjuangkan bangsa dan menciptakan kebersamaan dan persatuan. Sehingga, pada masa penjajahan tersebut, di Sumbar banyak tokoh-tokoh nasional yang lahir. Kemudian adanya sosial media (sosmed) menyebabkan terjadinya perubahan akhlak yang begitu cepat pada masyarakat.
“Kita lihat sendiri, dengan sosial media, banyak yang terpengaruh. Dengan adanya kegiatan penguatan moderasi beragama di harapkan dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat khususnya siswa pesantren tentang pembentukan jiwa nasionalisme,” ujarnya.
Sedangkan Staf Ahli Bidang Pembangunan Erinaldi yang menjadi narasumber dalam kegiatan deklarasi itu mengaku pendirian negara Indonesia dibangun oleh tokoh-tokoh agama.
“Dasar bernegara adalah Pancasila yang di implementasikan dalam UUD 1945. Apalagi negara ini dibangun oleh tokoh-tokoh agama. Dengan moderasi beragama ini diharapkan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),” ucapnya. (*)