Sadur Karya Sastra Jadi Film, Mahasiswa UNP Adu Kreativitas

PADANG, HARIANHALUAN.ID- Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang menampilkan 21 karya film yang disadur dari sejumlah karya sastra terkenal. Penayangan film dengan tajuk “Festival Adaptasi Film Sastra Indonesia Volume 1” itu, disaksikan ratusan mahasiswa di Teater Mursal Esten, Selasa, (11/6/2024).

Karya yang ditampilkan merupakan proyek akhir dari mata kuliah Ekranisasi dan Transformasi Budaya oleh mahasiswa Sasindo tahun masuk 2022, serta mata kuliah Sinematografi Sastra mahasiswa Sasindo tahun masuk 2021.

“Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa lebih adaptif dengan perkembangan zaman. Kita persiapkan mahasiswa untuk bisa terjun ke lapangan pekerjaan dengan kreativitas dalam produksi film,” ujar Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Yenni Hayati, M.Hum.

Menurut Yenni, dengan adanya mata kuliah ekranisasi dan sinematografi ini akan mengasah kemampuan adaptasi mahasiswa dengan teknologi dan kebutuhan dunia pekerjaan masa kini.

“Dengan proses dan pengalaman mahasiswa selama produksi film ini akan menjadikan mereka lebih adaptif dengan berbagai permintaan dunia pekerjaan misal di bidang hiburan, sinematografi, content creator, penulis skenario, dan teknologi lain yang berkaitan dengan produksi film,” ujarnya.

Sementara itu, untuk karya sastra yang disadur menjadi film dipilih dari cerpen terbaik Kompas dan cerpen karya sastrawan terkenal. Diantara lima dosen pengampu, masing-masing menentukan kriteria karya yang akan diproduksi mahasiswa.

“Ada yang dari sajak, dari cerpen karya sastrawan terkenal misal AA Navis, Seno Gumira Ajidarma, Sapardi Djoko Damono, dan masih banyak lagi,” tuturnya.

Kendati film yang ditampilkan merupakan hasil karya mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, menurut Yenni kreativitas mereka dapat diuji. Mulai dari sinematografi, tatanan kamera, akting, alur, hingga perpindahan scene satu ke scene berikutnya terbilang bagus.

“Kami tidak muluk-muluk dan berekspektasi tinggi karena mereka bukan mahasiswa perfilman. Tapi film yang ditayangkan lumayan bagus, mereka sangat excited, dengan adanya perfilman ini. Film yang mereka buat sangat berkualitas untuk kelas mahasiswa dan pesan yang disampaikan jadi tersampaikan,” ujarnya.

Yenni mengungkapkan hasil karya keseluruhan mahasiswa yang ditampilkan, layak masuk ke dunia perfilman. Sejauh ini, program studi sastra Indonesia UNP telah menghasilkan lebih 30 film pendek hasil proyek akhir mata kuliah Ekranisasi dan Transformasi Budaya.

Lebih lanjut, Dimas Guntara salah satu mahasiswa tahun masuk 2021 yang juga berperan sebagai sutradara di kelompoknya mengungkapkan proses produksi yang dilakukan memakan waktu lebih kurang satu bulan.

Kelompok film Refleksi Karma itu menamai rumah produksinya Madaftramid Production, dengan durasi film yang dihasilkan 22 menit.

“Kami adaptasi dari cerpen Baliho karya Gde Aryantha Soethama. Kebetulan waktu pemilihan cerpen sejalan dengan moment Pemilu 2024, dan kami pikir dalam menyadur cerpen serta menulis skenario itu menjadi tantangan tersendiri. Kami coba untuk mencerminkan dengan realita yang ada,” tutur Dimas. (*)

Exit mobile version