Setelah itu, jelasnya lagi, foto-foto tersebut diedit menggunakan handphone dan hasilnya akan digabung menggunakan Adobe Premiere. Lalu, menggunakan software tertentu guna menggabungkan semua itu hingga bisa dideteksi pada majalah Netral.
Sementara itu guru pembimbing pembuatan aplikasi ini, M. Irsyad mengatakan, pembuatan majalah ini melalui dua tahapan. Pertama, isi majalah yang dibina guru Bahasa Indonesia.
“Tahapan selanjutnya, tim layout akan membuat layout menggunakan Corel-Draw yang dibina oleh guru lainnya. Pada tahapan ini, hal-hal yang diangggap bisa untuk memperkaya majalah, ditambahkan. Peran pendamping di sini adalah membimbing dan mengajarkan siswa pada proses pembuatan,” ujar Irsyad.
Diakui Irsyad, saat ini aplikasi yang dibuat masih dalam tahap awal dan banyak memiliki kelemahan seperti belum adanya tombol navigasi dan lainnya.
“Saat ini aplikasi hanya ditujukan sebagai aplikasi pembaca cerpen yang ada pada majalah saja. Tetapi pengembangan jangka panjang ialah sebagai salah satu bentuk lain majalah sekolah berbasis Android. Yang mana setiap edisinya dapat didownload seperti pada Google Book,” ungkapnya.
Dikatakannya lagi, pihak sekolah selalu mendukung semua kegiatan siswa yang bersifat positif dan berorientasi pada life skill. Kendati begitu, ada sejumlah keterbatasan, seperti perangkat penunjang yang dibutuhkan sekolah pada pembuatan aplikasi itu.
“Kendala dalam masalah teknis adalah keterbatasan perangkat. Seperti kamera ataupun komputer yang mampu menjalankan software unity dengan baik,” ungkapnya.
Irsyad berharap aplikasi ini menjadi dasar meneruskan pengembangan dan penambahan fungsi. “Manfaat bagi siswa adalah sebagai landasan mengembangkan bakat dan minat mereka,” tuturnya. (*)