Memaknai 111 Tahun Perguruan Thawalib Padang Panjang (Bagian 1)

Oleh : Irwan Natsir (Sekretaris Umum Yayasan Thawalib)

BULAN MEI 2022, usia Perguruan Thawalib Padang Panjang 111 tahun. Sebuah usia bagi lembaga pendidikan Islam yang cukup Panjang, lebih dari satu abad.

Usia tersebut merujuk dengan pendirikan Perguruan Thawalib yang dulunya bernama Sumatera Thawalib pada tahun 1911. Tahun di masa masa Thawalib dipimpin oleh Syekh Abdul Karim Amrullah (Inyiak DR).

Membaca ulang sejarah sekolah yang dilabelkan oleh sejarawan  Dr Taufik Abdullah, sebagai sekolah Islam modern pertama di zaman Hindia Belanda tersebut, merupakan untaian sejarah cukup panjang yang diawali dengan pendidikan bersifat halaqah (duduk bersila) di surau Jembatan Besi, Padang Panjang. Dipimpin oleh Syekh Abdullah Ahmad (1898) dan kemudian diteruskan oleh Syekh Daud Rasjidi dan tahun 1911 dipimpin oleh Inyik DR (Ayah dari Buya Hamka).

Tidak bisa dipungkiri, bahwa Perguruan Thawalib yang perjalanan sejarahnya dipimpin oleh para alim ulama Minangkabau itu, telah berperan sebagai lembaga pendidikan Islam di Minangkabau, dan memberikan kontribusi  bagi republik  ini.

Peran peran tersebut dengan mudah dibaca mulai sebelum tahun 1900 sampai saat ini, bagaimana orang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri yang datang ke kota Padang Panjang untuk menuntut ilmu di Perguruan Thawalib.

Kedatangan banyak orang tersebut, membuat kota kecil yang diapit oleh gunung Merapi, gunung Singgalang dan gunung Tandikat menjadi sebuah kota yang dikenal  orang. Kota Padang Panjang menjadi kota yang mudah diingatk banyak orang sebagai kota Serambi-Mekkah, karena adanya kehadiran lembaga pendidikan Islam diantaranya Perguruan Thawalib.

Membaca ulang perjalanan sejarah 111 tahun, tentu  sebuah kisah yang teramat panjang. Karena sejarahnya hadir dan lahir pada keadaan zaman yang berbeda beda. Mulai dari zaman pra kemerdekaan, zaman setelah kemerdekaan tahun 1945, zaman orde lama, zaman orde baru, zaman reformasi dan sampai zaman sekarang paska reformasi.

Tentu dengan sejarah panjang tersebut, maka dalam usia 111 tahun saat ini, memaknai sejarah Perguruan Thawalib bisa beraneka ragam.  Berbagai perspektif bisa muncul  atas sejarah 111 tahun Perguruan Thawalib.

Memaknai 111 Tahun

Senin, 16 Mei 2022 diadakan  acara peringatan 111 tahun Perguruan Thawalib yang diselenggarakan Yayasan Thawalib  secara  sederana namun memiliki makna tersendiri.

Selain pemberian penghargaan kepada guru yang lama mengabdi di Perguruan Thawalib,  ada makna yang hendak disampaikan dibalik acara peringatan tersebut, yakni  memaknai sejarah Thawalib dalam perspektif spirit pembahruan.

Salah satu spirit yang ada dalam Perguruan Thawalib yakni spirit melakukan pembaharuan.  Spirit ini diperlihat secara nyata oleh Syek Abdul Karim Amrullah ketika memimpin Thawalib tahun 1911 dengan melakukan pembaharuan sistim pendidikan dari halaqah menjadi klasikal.

Perubahan yang dilakukan yakni  dari sistim pendidikan duduk bersila dengan guru duduk di tengah itu, menjadi sistim klasikal yakni belajar dengan menggunakan meja, kursi, kurikulum dan dibuatnya kelas.

Pembaharuan yang digagas oleh Inyik DR tersebut pada waktu itu, membuat  Sumatera Thawalib disebut sebagai lembaga pendidikan Islam modern pertama zaman Hindia Belanda.

Jika dicermati spirit pembaharuan tersebut  menjadi kekuatan bagi perjalanan  Thawalib  sampai saat ini dalam menjalankan misi sebagai lembaga pendidikan Islam.

Untuk itu, memaknai 111 tahun Perguruan Thawalib, adalah bagaimana spirit spirit pembaharuan tersebut bisa dilakukan dalam konteks zaman saat ini. Pembaharuan yang semakin memperkuat eksistensi terhadap pengelolaan Perguruan Thawalib itu sendiri.

Untuk itu, pengurus Yayasan Thawalib saat ini yang dilantik 24 Juli 2019 bersama organ yayasan lainnya yakni Pembina dan Pengawas Yayasan Thawalib,  menempatkan spirit pembaharuan tersebut dengan membangun tata kelola Perguruan Thawalib dalam konteks saat ini. Yang mana nilai nilai transparan, akuntabel dan terukur merupakan nilai yang mengedepan.

Oleh karena itu, dilakukan bagaimana  tata kelola keuangan Yayasan Thawalib  memperhatikan aspek akutansi keuangan,  transparan dan akuntabel.

Langkah yang dilakukan  dalam  tata kelola keuangan tersebut,  berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun, harus disusun dan direncanakan menjadi sebuah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Yayasan Thawalib.

Selanjutnya, dalam tata kelola keuangan  dilakukan audit eksternal dengan melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP). Pelibatan audit eksternal ini, untuk memperkuat arah tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel. Melibatkan KAP tujuannya adalah  untuk mencermati apakah penggunaan keuangan dari aspek standar akutansi maupun aspek pertanggungjawaban dapat dilaksanakan.

Kemudian, Langkah selanjutnya mempublikasikan  laporan keuangan Yayasan Thawalib di media massa. Langkah ini  adalah bagian dari upaya mewujudkan transparansi tersebut. Sebab dengan dipulikasikannya laporan keuangan Yayasan Thawalib di media massa, maka publik akan bisa mengetahui dan menilai bagaimana tata kelola keuangan Yayasan Thawalib.

Tata kelola keuangan ini pada akhir tahun anggaran,  dibuat Laporan Tahunan Yayasan Thawalib,  sebuah laporan pertanggungjawaban terhadap pengelolaan yayasan dalam kurun  waktu satu tahun.

Langkah-langkah di atas terhadap  tata kelola keuangan  Yayasan Thawalib, merupakan  wujud  atas spirit pembaharuan yang dilakukan pada saat ini. Melakukan spirit pembaharuan  sesuai dengan zamannya, di mana aspek transparansi dan aspek akuntabel menjadi suatu keniscayaan dalam pengelolaan sebuah lembaga, termasuk bagi Yayasan Thawalib. (Bersambung…)

Exit mobile version