Seperti diketahui, mata pelajaran muatan lokal keminangkabauan ini dicanangkan Hendri Septa, di Galanggang Balaikota, Aia Pacah, Selasa 19 September lalu.
“Filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-BSK) menjelaskan bahwa Minangkabau mempunyai adat istiadat yang sangat kuat, inilah dasar butuhnya mata peljaran muatan lokal Keminangkabauan,” ucap Hendri Septa.
Wali kota yang terkenal berhasil menuntaskan program kerja Ini mengajak bersama niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai dan semua elemen bersatu padu, tepat pada hari ini kita canangkan mata pelajaran keminangkabauan.
Tujuannya, membentengi generasi saat ini dimulai dari pengenalan adat istiadat serta warisan budaya, sehingga melahirkan generasi yang soleh dan soleha sekaligus membanggakan bangsa.
Dan mata pelajaran keminangkabauan merupakan turunan dari Permendikbud Nomor 20 Tahun 2003. Dijelaskannya, dalam Pasal 37 ayat 1 disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah, wajib memuat salah satunya muatan lokal.
“Penyusun mata pelajaran muatan lokal keminangkabauan ini sebagai bentuk penanaman nilai karakter kepada peserta didik yang bertujuan untuk mewujudkan pelajar yang beragama, beradat, berbudaya, serta berakhlak mulia. Mata pelajaran keminangkabauan akan diajarkan selama dua jam pelajaran dalam sepekan. Pembelajaran keminangkabauan nantinya juga menggunakan bahasa Minang dan di alek setempat,” ucap Wali Kota yang pernah jadi anggota DPRD Padang tersebut.
Hal itu juga masuk dalam program Hendri Septa Bersama Hidayat (Padang Hebat). Pasangan dalam Pilkada 2024 Ini akan meneruskan kurikulum muatan lokal. “Hal Ini sesuai juga dengan UU pemajuan kebudayaan,” tutur Hidayat yang juga inisiator Perda Pemajuan Kebudayaan di DPRD Sumbar. (*)