Workshop Modul TaRL Padang Panjang, Dosen UNP Dukung Pengembangan Pendidikan Matematika Profesional

PADANG PANJANG, HARIANHALUAN.ID- Puluhan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Padang Panjang yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika baru-baru ini mendapatkan pelatihan khusus dalam penggunaan aplikasi Geogebra Classroom dari dosen Universitas Negeri Padang (UNP).

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merancang Modul Ajar Kurikulum Merdeka berbasis Teaching at The Right Level (TaRL) yang lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.

Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Dr. Suherman, S.Pd, M.Si, menjelaskan bahwa selama ini perancangan Modul Ajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seringkali tidak mempertimbangkan kondisi atau karakteristik siswa, padahal setiap siswa memiliki perbedaan yang signifikan.

Dengan pendekatan TaRL, rancangan pembelajaran diharapkan dapat lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individual siswa, sehingga memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran secara lebih optimal.

“Salah satu inovasi dalam pelatihan ini adalah penggunaan Geogebra Classroom yang dirancang untuk memberikan nuansa pembelajaran yang lebih interaktif dan memudahkan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa secara real time,” katanya.

Sementara itu, Saddam, anggota Tim PKM mempromosikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan, menjelaskan bahwa Geogebra Classroom tidak hanya mendigitalisasi modul ajar, tetapi juga menyertakan berbagai fitur yang sangat berguna dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam materi aljabar dan geometri.

Dengan aplikasi ini, guru dapat secara langsung memantau dan mengevaluasi sejauh mana siswa telah memahami materi yang disajikan, serta melakukan penyesuaian yang diperlukan berdasarkan hasil asesmen tersebut.

Dikatakannya, untuk mendukung perancangan modul ajar yang tepat, guru juga diajarkan untuk melakukan Asesmen Diagnostik baik kognitif maupun non-kognitif. Asesmen kognitif dilakukan melalui tes awal untuk mengukur pemahaman dasar siswa, yang nantinya akan menjadi acuan dalam mempelajari materi baru.

“Sementara itu, asesmen non-kognitif dilakukan untuk mengungkap motivasi, minat, gaya belajar, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Hasil dari asesmen ini akan digunakan sebagai dasar dalam mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhannya (diferensiasi) dan merancang Modul Ajar yang lebih efektif,” ujarnya.

Disebut Saddam, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Padang Panjang pada tanggal 24-25 Juli 2024 dan akan berlangsung hingga Oktober mendatang.

Kepala SMP Negeri 1 Kota Padang Panjang, Ermita, S.Pd, menyatakan apresiasinya terhadap program ini, karena dinilai dapat meningkatkan kompetensi pedagogi guru serta memperkuat implementasi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dalam proses pembelajaran.

Hadir pula dalam kegiatan ini pengawas MGMP Matematika SMP Kota Padang Panjang, Agus Setiawan, M.Pd dan Raymond Burhano, M.Pd, serta Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang, Nasrul, S.H, M.Si, yang juga membuka acara secara resmi.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, karena dianggap mampu menghasilkan produk-produk pendidikan yang berkualitas dan inovatif, yang dapat menjadi alternatif bahan ajar di kelas.

Diskusi dan sesi tanya jawab dipimpin oleh Ketua MGMP, Nofri Leni, M.Pd. Salah satu momen menarik terjadi ketika para guru dengan antusias membahas tantangan dalam menghadapi kemampuan dasar matematis siswa di kelas.

Fridgo Tasman, M.Sc, seorang dosen yang tengah menempuh program doktoral di Syracuse University, New York, menekankan pentingnya pelatihan kontinu dalam kemampuan dasar matematis, disertai dengan dukungan dan motivasi yang menunjukkan manfaat nyata dari mempelajari matematika.

Pendekatan ini diharapkan dapat menumbuhkan disposisi matematis pada siswa, yaitu pemahaman dan apresiasi terhadap pentingnya matematika dalam kehidupan.

Nofri Leni menambahkan bahwa pelatihan ini telah membuka wawasan baru bagi para guru tentang potensi Geogebra, yang tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam penyelesaian soal atau visualisasi matematis, tetapi juga dapat digunakan sebagai media untuk merancang modul ajar interaktif yang kaya akan fitur Geogebra.

Di akhir acara, Dr. Suherman, yang juga berperan sebagai Dosen Fasilitator Guru Penggerak, menyampaikan bahwa masih banyak ilmu baru yang akan dipelajari pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dari kegiatan ini direncanakan akan dipamerkan dalam sebuah EXPO yang akan diselenggarakan di UNP dalam waktu dekat.

“Melalui kegiatan ini, para dosen UNP tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan profesional guru, tetapi juga turut serta mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045 dengan membentuk pendidik yang kompeten dan penguasaan IPTEK yang kuat di kalangan guru-guru di Indonesia,” ungkapnya. (*)

Exit mobile version