Ketua Baznas Tanah Datar, Raih Gelar Doktor Pertama di UIN Bukittinggi

WISUDA PERDANA S3 - Dr. Yasmansah, M. Pd bersama dengan Rektor dan Wakil Rektor III UIN Bukittinggi foto bersama dengan wisudawan terbaik di Gedung Student Center UIN Bukittinggi Kubang Putiah, Rabu (18/9). YURSIL.

WISUDA PERDANA S3 - Dr. Yasmansah, M. Pd bersama dengan Rektor dan Wakil Rektor III UIN Bukittinggi foto bersama dengan wisudawan terbaik di Gedung Student Center UIN Bukittinggi Kubang Putiah, Rabu (18/9). YURSIL.

BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID- Dengan senyum penuh kebahagian terpancar dari raut wajah Dr.Yasmansyah, M. Pd ketika namanya di sebut Master of Ceremony (MC) sebagai wisudawan terbaik dengan nilai IPK 4,00 serta nilai disertasi 94,5 pada Strata 3 (S3) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (PTIK) dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Tak hanya itu, Dr. Yasmansyah, M. Pd juga merupakan wisudawan perdana dan satu satunya lulusan program doktor pada wisuda angkatan VII tahun akademik 2023/2024 di Student Center Kampus UIN Bukittinggi Kubang Putih, Rabu (18/9).

Yasmansyah merasa bangga karena dirinya satu satunya Ketua Baznas di Sumbar yang sewaktu menjabat Ketua Baznas mampu meraih gelar doktor. Menurutnya, bukan perkara mudah untuk menyelesaikan pendidikan S3 tanpa menganggu tugas utama di Bazanas Tanah Datar. Ia mampu menyelesaikan perkuliahan S3 selama 2 tahun 9 bulan.

“Alhamdulillah, selama menempuh pendidikan S3 kegiatan di Baznas Tanah Datar tidak terganggu. Bahkan mampu meningkatkan pengumpulan zakat. Tahun ini, kita mampu mengantarkan Bupati Tanah Datar mendapatkan reward dari Bazanas RI untuk kepala daerah penggerak zakat tahun 2024,” kata Yasmansyah.

Untuk menyelesaikan pendidikan S3, dirinya mendapat dukungan besar dari keluarga terutama istri dan 3 orang putri yang kini juga sedang menempuh pendidikan di UIN Imam Bonjol Padang.

“Allah SWT telah banyak memberikan kemudahan kepada saya dan keluarga. Kami sekeluarga tidak mengalami kesulitan membayar UKT saya dan tiga orang putri yang juga kuliah di UIN Imam Bonjol Padang,” ujar mantan anggota DPRD Tanah Datar dua periode.

Selain kesibukan kuliah dan mengurus Baznas Tanah Datar. Yasmansyah juga diberi amanah sejak 2 tahun lalu mengabdian sebagai dosen luar biasa di Fakultas Tarbiyah Prodi PTIK UIN Bukittinggi. Bahkan, saat ini UIN Batusangkar meminta dia mengajar di pascasarjana bidang pendidikan sebagai dosen luar biasa.

Kedepan dirinya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dengan menulis tentang pembentukan karakter.

Alumni S1 STAIN Batusangkar dan S2 UIN Batu Sangkar itu telah menerbitkan buku tentang kontribusi zakat untuk pendidikan. Bulan depan akan diterbitkan buku baru berjudul Siber Akhlak Menghadapi Globalisasi.

Sementara itu, Rektor UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi Prof. Dr. Silfia Hanani, M.Si mengatakan, wisuda kali ini merupakan sejarah luar biasa bagi UIN Bukittinggi. Sebab, pelaksanaan wisuda S3 belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Hari ini UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mencatatkan sejarah luar biasa dengan mewisuda jenjang S3. Diharapkan wisudawan S1 melanjutkan ke jenjang S2 karena di UIN ini sudah ada program pasca sarjana. Begitu juga dengan lulusan S2 dapat melanjutkan ke jenjang S3 yang juga sudah ada di UIN ini,” katanya.

Wisudawan/ti UIN Bukittinggi lanjut Silfia Hanani, merupakan agen perubahan dan penentu peradaban di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, sebagai agen perubahan, wisudawan/ti kali ini adalah orang yang mewakili UIN Bukittinggi untuk menyebarkan dan menebarkan kebaikan sebagai dharma bakti dan bukti nyata telah mendapatkan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi tersebut.

“Diibaratkan berjihad, wisudawan jenjang S1 sudah berada di jihad level lima. Jihad 1 di TK, jihad 2 di SD, 3 di SMP, 4 di SMA dan jihad 5 di S1. Oleh sebab itu, sebagai jihad level 5 wisudawan sekalian sudah bisa dilepas untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh bersama-sama selama ini di UIN Bukittinggi. Begitu juga bagi wisudawan jenjang S2. Saat ini sudah berada di jihad level 6 yang berarti sudah mampu menerapkan, sudah mempunyai aksiologi untuk menebar ilmu pengetahuan kepada khalayak ramai dan kepada masyarakat bangsa dan negara,” imbuhnya.

Dikatakannya, saat ini semua berada pada tantangan global. Tantangan global dimana semua orang ber kompetitif dan bersaing mendapatkan yang terbaik.

“Jika tidak mengembangkan ilmu untuk berkompetitif, berarti gagal dalam pembentukan kebaikan dan keberhasilan. Oleh sebab itu, berkompetitif lah, wujudkan mimpi-mimpi kemaren itu menjadi kenyataan. Menuntut ilmu untuk mendapat kebaikan. Kebaikan itu harus dijemput dengan memenangkan kompetitif,” ungkapnya.(*).

Exit mobile version