Mendukung hal tersebut, Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin mengapresiasi SDIT An-Nahl yang memasukkan Tahfizul Qur’an sebagai kurikulum khusus di sekolah, serta mengajarkan murid-muridnya untuk tidak hanya menghafal Qur’an, namun juga memahami apa makna dari ayat yang dihafal tersebut.
“Di samping murid bisa memahami makna Al-Qur’an, bisa mengamalkan dan mata pelajaran tersebut dapat dikolaborasikan dengan pelajaran budaya kearifan lokal di Sumatra Barat,” ujarnya.
Ia juga berharap, pelajaran budaya kearifan lokal ini bisa diterapkan di sekolah negeri. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak melupakan adat dan budaya Minangkabau dan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-murid, untuk belajar tentang kearifan lokal baik di Sumbar maupun di daerah tempat tinggalnya masing-masing. (*)