BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bukittinggi melalui Kepala Bidang Kebudayaan Heru Triastanawa secara resmi membuka kegiatan workshop dan lomba menulis tentang alat ukur tradisional Minangkabau yang berlangsung di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang (RANB) Kebun Binatang Bukittinggi, akhir pekan lalu.
Heru Triastanawa dalam sambutannya menyampaikan, lomba menulis alat ukur tradisional Minangkabau ini bertujuan untuk mengenalkan dan membangkitkan kembali alat ukur yang pernah dipakai oleh nenek moyang tempo dulu, yang saat ini sudah mulai dilupakan karena tergerus kecanggihan teknologi digital.
“Diharapkan peserta lomba dapat menambah wawasan tentang alat ukur tradisional, baik yang terdapat di Museum RANB ataupun yang masih dipakai oleh masyarakat. Di samping itu, kita juga ingin mengajak para guru dan murid di kota wisata ini juga terbiasa berkunjung ke Museum. Di Museum banyak pelajaran yang dapat diambil terutama tentang sejarah masa lampau,” katanya.
Sementara itu, Pamong Budaya Permuseuman Beta Ayu Listyorini menyampaikan, kegiatan ini diikuti sebanyak 65 guru SD dan SMP se-Kota Bukittinggi. Setelah mengikuti workshop, para guru berkewajiban untuk membimbing muridnya membuat tulisan atau karangan dengan tema “Alat Ukur Tradisional Minang Kabau”.
Menurutnya, lomba menulis digelar untuk tiga kategori yakni murid SD, siswa SMP dan Guru SD dan SMP se-kota Bukittinggi dengan dewan juri Almujafri Surau, Zulzetri dan Vici Zalvista. Lomba menulis artikel tentang Alat Ukur tradisional ini dimulai 28 Oktober hingga 20 November 2024 mendatang. Para pemenang akan diumumkan pada 25 November 2024.
“Hadiah bagi para jawara akan diserahkan pada kegiatan Seminar Alat Ukur Tradisional Minangkabau yang diselenggarakan di Gedung Negara Tri Arga pada 28 November 2024 nanti,” ungkapnya. (*)