PADANG, HARIANHALUAN.ID – Peristiwa tragis memalukan, polisi tembak polisi yang terjadi di halaman Mapolres Solok Selatan, Jumat (22/21/2024) dinihari kemarin, mengungkap salah satu mata rantai rent seeking dibalik maraknya aksi tambang ilegal di Sumatera Barat.
Penelitian yang pernah dipublish sekelompok tim peneliti dari Universitas Andalas dan Universitas Taman Siswa dalam Journal Of Election and Leadership tahun 2023 menyatakan, aksi tambang ilegal yang terjadi di Sumatera Barat, hampir selalu melibatkan jaringan rent seeking yang begitu kompleks.
“Artinya, tambang ilegal selalu melibatkan banyak aktor. Mulai dari oknum aparat penegak hukum, birokrat, anggota dewan atau oknum pemerintahan lainnya yang bertindak sebagai pemilik modal,” ujar Dewi Angraini, Peneliti Politik Lingkungan Universitas Andalas ini kepada Haluan, Jumat (22/11/2024).
Dewi menjelaskan, untuk melakukan aktivitas pertambangan secara ilegal, jelas dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Aktivitas ini, mustahil bisa dilakukan oleh masyarakat kecil biasa tanpa adanya bantuan orang-orang kuat pemilik modal yang membiayainya.
Apalagi kenyataannya, tambang ilegal kerap dilakukan di daerah-daerah aliran sungai yang berada jauh di pedalaman hutan. Kondisi ini, membuat para penambang ilegal membutuhkan dukungan logistik perbekalan dan BBM dengan jumlah besar.
“Jadi ada pemodal yang membiayainya. Pemodal ini, nantinya akan mendapatkan keuntungan dari aktivitas tambang yang dilakukan masyarakat sebagai aktor terkecil dengan nilai presentase keuntungan tertentu,” ucapnya.
Salah satu aktor pemodal tambang ilegal skala besar yang paling vital, adalah pemilik alat-alat berat seperti eskavator dan sebagainya. Oknum aparat penegak hukum, oknum anggota DPRD hingga oknum pemerintahan, kerap kali terlibat dalam kepemilikan alat berat seperti ini
“Untuk oknum aparat penegak hukum, biasanya bertindak sebagai dekingan aktivitas tambang. Inilah yang disebut dengan rent seeking. Yaitu ada kepentingan ekonomi politik yang saling mempengaruhi dalam aktivitas tambang emas ilegal. Semua aktor belakang layar ini saling mendukung,” ucapnya.