Keluarga mereka yang tidak mampu akhirnya membawa Rania ke Puskesmas terdekat. Namun, kondisi Rania semakin memburuk dengan munculnya masalah ginjal, yang kemudian memicu pendarahan di otak.
“Rania sudah empat tahun menderita gagal ginjal, pendarahan otak, dan katarak. Selama itu, kami berdua, saya dan suami, tidak bisa bekerja, karena harus fokus merawatnya,” kata Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni mengaku kesulitan menghadapi biaya pengobatan yang sangat besar. Suaminya bahkan terpaksa berhenti bekerja untuk merawat anak mereka yang sedang dirawat di rumah sakit.
“Ekonomi kami sangat terbatas. Suami saya sudah tidak bekerja karena fokus menjaga Rania. Sampai sekarang, Rania belum juga sembuh,” ujar Sri Wahyuni.
Selain bantuan dari masyarakat Sungai Limau, keluarga Rania juga menerima bantuan dari Peduli Kemanusiaan ‘ASPILA’ dan Baznas Padang Pariaman. Meskipun demikian, mereka masih sangat mengharapkan bantuan lainnya.
“Kami sangat berterima kasih kepada Baznas Padang Pariaman, ASPILA, dan masyarakat Sungai Limau yang telah memberikan perhatian kepada kami,” ujar Sri Wahyuni dengan suara terbata-bata.
Hingga saat ini, Rania belum bisa menikmati masa kecilnya seperti anak-anak lainnya. Ia hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit, sementara anak-anak lain bermain dengan riang. Hal itu tentu sangat menyedihkan bagi Sri Wahyuni.