JAKARTA, HARIANHALUAN.ID– Gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) semakin memperparah kerusakan akibat kedalamannya yang dangkal, hanya 10 kilometer.
Pakar seismologi menilai faktor ini menyebabkan guncangan lebih kuat dan berakibat fatal. Menurut Roger Musson dari Survei Geologi Inggris, gempa dengan kedalaman dangkal membuat gelombang kejut tidak mereda saat mencapai permukaan, sehingga bangunan menerima dampak penuh dari guncangan.
“Ini sangat merusak karena gelombang seismik menyebar dari seluruh garis patahan, bukan hanya episentrum,” ujarnya.
Bill McGuire, pakar dari University College London, menyebut gempa ini kemungkinan terbesar yang melanda Myanmar dalam 75 tahun terakhir.
Ia menambahkan bahwa wilayah Sagaing jarang mengalami gempa besar, sehingga kesiapan infrastruktur terhadap bencana ini rendah.
USGS memperkirakan korban jiwa bisa mencapai 10 ribu orang akibat minimnya kesiapan dan ketahanan bangunan di wilayah terdampak. Selain itu, dampak ekonomi juga diprediksi signifikan, dengan potensi mengguncang 7 persen PDB Myanmar.
Pakar menekankan pentingnya peningkatan standar bangunan tahan gempa di Myanmar untuk mengurangi dampak bencana serupa di masa depan. (*)