BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Gunung Marapi di Sumbar kembali mengalami erupsi pada Minggu, (27/4/2025) pukul 08:37 WIB. Erupsi ini tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi selama 1 menit 3 detik. Kolom abu teramati membumbung setinggi 1000 meter di atas puncak kawah.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa Gunungapi Marapi yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, memang termasuk gunung api yang aktif dengan riwayat letusan cukup sering sejak tahun 1807.
“Erupsi kali ini diperkirakan akibat dinamika pasokan fluida atau magma dari kedalaman tubuh Gunung Marapi yang menyebabkan terjadinya buka-tutup ventilasi di dasar Kawah Verbeek,” katanya dalam keterangan resminya, Minggu (27/4/2025).
Menjelang erupsi, data pemantauan menunjukkan tidak ada indikasi pasokan magma yang signifikan ke permukaan. Hanya tercatat dua kali gempa Vulkanik dalam pada 26 April 2025 tanpa adanya peningkatan aktivitas kegempaan yang mencolok.
Variasi kecepatan seismik juga terpantau fluktuatif di sekitar nol dengan simpangan kecil, yang menandakan tekanan di tubuh gunung relatif rendah. Laju emisi gas SO₂ berdasarkan pantauan satelit pun tidak menunjukkan lonjakan signifikan, terakhir terukur pada 22 April 2025 sebesar 187 ton/hari.
Erupsi-erupsi Gunung Marapi biasanya bersifat eksplosif dengan lontaran material berupa abu, lapili, hingga material pijar dan bom vulkanik. Berdasarkan analisis dan evaluasi data pemantauan, saat ini tingkat aktivitas Gunung Marapi masih tetap pada Level II (Waspada).
Masyarakat dan pendaki atau wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari pusat aktivitas kawah.
Selain itu, warga di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu ke puncak Gunung Marapi diimbau waspada terhadap potensi banjir lahar, terutama saat musim hujan. (*)