SOLOK SELATAN, HARIAN HALUAN.ID – Dua wanita, Idarwati Loi (41) dan Rohani Bulolo (40) ditemukan tewas bersimbah darah di bawah pohon sawit perkebunan PT BPSJ SS I di Nagari Abai, Jumat (20/6).
Siapa sangka, dalang dari pembunuhan keji itu adalah sepupu salah satu korban, Karolus Bago (34), pria yang selama ini mereka percayai.
Kapolres Solok Selatan, AKBP M. Faisal Perdana, membeberkan cerita memilukan di balik tragedi berdarah tersebut. Semuanya bermula dari uang.
Karolus, yang merupakan sepupu korban Idarwati Loi, diam-diam mengambil ponsel dan memindahkan uang dari rekening Idarwati melalui aplikasi BRImo di ponsel korban, Senin (16/6).
“Pelaku mengetahui password korban karena sering diminta tolong untuk transfer. Ia manfaatkan kepercayaan itu untuk mencuri uang korban,” jelas Faisal dalam keterangan resminya, Senin (23/6).
Menyadari bahwa ponselnya hilang, Selasa (17/6) Idarwati mengajak Karolus ke Bank bermaksud untuk memblokir aplikasi BRImo yang terdapat di ponselnya.
Di sana, terbongkar bahwa uangnya telah dipindahkan ke rekening Karolus. Idarwati langsung murka. Namun Karolus mencoba menenangkan dengan janji akan mengembalikan seluruh uangnya.
Sayangnya, janji hanya tinggal janji. Karolus tak sanggup membayar seluruhnya. Masih ada Rp16 juta lagi yang belum dikembalikan. Mereka pun sepakat bertemu dua hari kemudian di Pasar Abai, Kamis (19/6).
“Hari itu, Karolus sudah menunggu. Tapi saat Idarwati datang bersama kakak iparnya dan kembali menagih, pelaku emosi karena tidak sanggup membayar,” ujar Faisal.
Saat itu, Idarwati datang bersama Rohani Bulolo, kakak ipar Karolus. Pertemuan yang seharusnya menjadi penyelesaian, justru berubah menjadi tragedi. Diduga karena tekanan dan rasa malu, Karolus gelap hati.
“Korban mungkin mengucapkan kata-kata yang memicu emosi pelaku. Ia kemudian memukul keduanya dengan kayu, lalu menghabisi mereka dengan batu,” ungkap Faisal dengan nada bera
Ipda Toni P. Harefa, Panit Resmob Polda Sumbar menambahkan, “Kedua korban dipukul di kepala hingga pingsan, lalu dibunuh dengan batu. Itu tindakan yang sangat brutal.”
Kematian keduanya baru diketahui saat pemuda setempat tengah menyurvei lokasi kebun sawit untuk kegiatan trabas yang akan dilangsungkan pada Minggu (22/6).
Tubuh mereka ditemukan bersimbah darah di lokasi sunyi pada hari Jumat (20/6) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Penemuan jasad pertama kali dilaporkan oleh salah seorang pekerja, Syahrial (38 tahun), warga Jorong Pasar Baru, Nagari Abai, bersama saksi lainnya, yaitu Edo (28 tahun) warga Jorong Aur Duri, Suwardi (45 tahun), dan Yuspardi (45 tahun).
Mindaklanjuti adanya laporan ini, Polisi bergerak cepat. Hanya 12 jam setelah laporan diterima, pelaku berhasil ditangkap di Jalan Raya Permindo, Kota Padang, pada Jumat malam (20/6).
“Setelah pemeriksaan, kami tetapkan Karolus sebagai tersangka dan langsung menahannya,” tegas Faisal.
Ketiga orang ini diketahui bekerja sebagai karyawan kontrak PT BPSJ SS I Madiak sejak Mei 2025.
Berawal dari masalah uang, berakhir menjadi tragedi keluarga yang menyayat hati. Sepupu dan kakak ipar sendiri menjadi korban dari seseorang yang mereka percaya. (*)