HARIANHALUAN.id – Kabar duka melanda Kepulauan Mentawai, Senin (29/8/2022) kemarin dimana telah terjadi gempa sebanyak tiga kali berkekuatan di atas Magnitudo (M) 5 mengguncang wilayah kepulauan tersebut hingga terasa kuat di Padang.
Akibat dari gempa bumi tersebut dilaporkan merusak sebuah sekolah, puskesmas dan satu unit Gereja.
Masyarakat di Kepulauan Mentawai hingga saat ini masih melakukan evakuasi secara mandiri dan berpindah ke tempat yang lebih aman.
Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, memberikan imbauan kepada masyarakat Kepulauan Mentawai. Ia mengatakan kepada masyarakat untuk tetap waspada karena bisa saja terjadi gempa susulan.
“Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) ikut berduka karena adanya bencana alam di Kepulauan Mentawai. Apalagi informasi tadi ada beberapa fasilitas umum yang rusak seperti gereja, sekolah, dan puskesmas. Diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaannya, sehingga tidak banyak memakan korban,” ujar gubernur.
Gubernur juga menghimbau kepada seluruh BPBD yang ada seluruh Sumbar untuk memberikan sosialisasi dini kepada masyarakat, karena bisa saja daerah lain juga akan terdampak.
“Juga saya himbau untuk cek secara berkala alat alat Early Warning System (Ina – TEWS) sehingga peringatan gempa bisa terdeteksi lebih awal,” ucap Buya Mahyeldi.
Selain itu, terkait kondisi jalan Sitinjau Laut, gubernur juga menghimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati melalui jalan Sitinjau Lauik pasalnya jalan tersebut licin karena diguyur hujan deras sejak kemarin. Ia mengatakan pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Balai Jalan untuk menyediakan alat berat 1×24 jam, agar perbaikan jalan segera selesai.
“Kita juga meminta kepada Balai untuk melakukan pengkajian dan membuat perencanaan untuk mengantisipasi terjadinya longsor di Sitinjau Lauik,” tambah gubernur.
Lebih lanjut, gubernur juga mendorong untuk mencari alternatif jalan yaitu jalan ke Lubuk Minturun – Paninggahan. Menurutnya untuk mengantisipasi hal ini perlu langkah-langkah strategis untuk meminimalisir terjadinya longsor di kemudian hari.
“Harus ada langkah strategis bukan hanya reaktif lagi untuk antisipasi runtuhan ini. Misalnya membangun bendungan yang lebih tinggi atau terasering,” lanjut orang nomor satu di Sumbar, ini. (*)