“Mereka datang karena ada pengkhianat-pengkhianat dari masyarakat kami yang mendatangkan saudara-saudara kita dari luar sana ke Nagari Air Bangis,” ucapnya.
Sementara masyarakat pribumi asli Nagari Air Bangis sendiri, kata Doni, rata-rata berprofesi sebagai nelayan yang tidak menggarap atau menguasai satu jengkal pun tanah di dalam kawasan hutan negara.
“Sekitar 90 persen masyarakat Air Bangis bekerja sebagai nelayan, mereka yang menolak PSN bukan masyarakat asli Air Bangis. Jika tidak percaya, cek saja, apakah mereka bisa berbahasa asli Air Bangis seperti rekan-rekan saya ini,” ucapnya.
Ia menyatakan, kehadiran PSN di Nagari Aia Bangih, tidak akan menggusur masyarakat asli Nagari Air Bangis. Sebab, menurutnya, lokasi rencana PSN berada di lahan poros Pigogah dan Pati Gugur seluas 20 ribu hektare.
“Jadi siapa bilang masyarakat Air Bangis akan tergusur?, Kalau tidak percaya silahkan buka peta dimana kami tinggal. Lokasi PSN itu ada di kawasan poros Pigogah dan Pati Gugur seluas 20 ribu hektare,” ucapnya.
Ia mengklaim, dirinya bersama 29 ribu lebih masyarakat asli Nagari Air Bangis mendukung penuh rencana pembangunan PSN yang telah diusulkan Pemprov Sumbar kepada pemerintah pusat.
“Masyarakat pribumi asli Air Bangis sangat mendukung PSN. Penggarap dan perambah hutan itulah yang seharusnya dihukum sesuai aturan berlaku,” tuturnya. (*)