Linda juga sangat berharap dapat kembali memiliki rumah tempat berlindung. Meski hanya rumah semi permanen seperti rumahnya yang hanyut terbawa banjir.
“Setidaknya ada tempat kami berlindung, sampai kapan menompang di rumah warga. Apalagi sebentar lagi mau lebaran,” kata dia lesu.
Cerita senada juga datang dari Masri, orang tua Lindawati. Masri bercerita, sesaat sebelum kejadian ia telah mendapat aba-aba kalau volume air sungai di samping rumahnya meningkat.
Namun, ia mengira hal itu diakibatkan batang kayu besar yang menutupi jembatan. Tidak berapa lama katanya, warga tampak panik dan lari berhamburan yang disongsong air bah.
“Sekejap saja pak, air sangat besar. Air meluap dari jembatan yang langsung menerjang rumah kami,” katanya.
Masri yang rumahnya berdampingan dengan rumah Linda juga berharap adanya bantuan tempat tinggal mereka. Saat ini, ia mengaku menginap di rumah wali jorong.
“Semoga ada bantuan. Tidak enak lama-lama di rumah orang,” ujarnya berharap. (*)