PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman menjadi salah satu daerah terdampak bencana galodo Sungai Batang Anai pada Sabtu (11/5) lalu. Fasilitas umum seperti saluran irigasi dan bendungan ikut rusak akibat hantaman banjir, sehingga tidak dapat mengaliri sekitar 200 hektar sawah yang ada.
Camat setempat, Junaidi Syah mengatakan, saluran irigasi yang berada di Korong Lubuk Aur Nagari Anduring terputus hampir sepanjang 50 meter. Akibatnya, aliran air untuk lebih kurang 50 hektar sawah pada tiga korong yang saling terhubung ikut terputus.
“Begitu juga satu buah bendungan yang terletak di korong yang sama juga rusak parah. Sekitar lima sampai enam hektar sawah yang dialiri langsung dari bendungan tersebut ikut terkena dampaknya,” kata Camat usai melakukan peninjauan ke lapangan, Selasa (14/5).
Kerusakan yang sama juga terjadi pada saluran irigasi di Korong Kandang Ampek Nagari Guguak dan satu bendungan di Nagari Pasa Surau dengan luas sawah yang terdampak berkisar 150 hektar.
“Kalau dihitung totalnya, ada lebih dari 200 hektar sawah yang terdampak. Tentu, ini menjadi perhatian khusus bagi kita bersama untuk mencari jalan keluarnya,” ulasnya.
Fasilitas umum lain yang terdampak galodo adalah jembatan beton yang melintasi aliran Sungai Batang Anai. Salah satu bagian pijakan pada jembatan tua tersebut merenggang, sehingga posisinya terlihat miring.
“Jembatan tua di Anduring juga terkena dampak galodo atau air bah pada Sabtu kemarin. Jika diperhatikan, posisinya sekarang agak miring,” kata Camat.
Selain itu, rumah-rumah warga yang berada di tepi sungai ikut terkena dampak bencana besar tersebut. Camat mengatakan, ada dua unit rumah hancur karena erosi tebing sungai yang masif.
“Ada satu rumah tinggal yang rusak parah. Untungnya sudah dikosongkan sejak lama oleh pemiliknya, karena sudah pernah kena dampak banjir tahun lalu. Pemilik rumah sudah mendapat bantuan logistik dan bantuan Baznas sebesar Rp3 juta,” ungkapnya.
Satu unit rumah lainnya yang berada di Korong Balah Aia Nagari Anduring disebut nyaris ambruk. Bangunan tersebut sudah pernah terkena gerusan sungai sebelumnya dan diperkirakan ambruk jika terdampak kembali.
Camat 2×11 Kayu Tanam itu mengatakan, pihaknya sudah turun ke lapangan dan akan meninjau serta mengevaluasi kondisi wilayahnya untuk dibuatkan laporan. Bekerja sama dengan Wali Nagari setempat, ia juga akan mengajukan proposal permintaan bantuan untuk normalisasi sungai dan untuk masyarakat terdampak. (*)