‘Dibakar’ Teman, Begini Sosok Aldelia Rahma Sebelum Meninggal Dunia

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Aldelia Rahma, bocah kelas 4 SD di Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman yang sekarat karena dibakar teman sekelasnya dinyatakan meninggal dunia saat dirawat di RSUP M Djamil Padang, Selasa (21/5/2024).

Nama Aldelia pertama kali ramai dibicarakan karena dipulangkan oleh pihak rumah sakit dalam keadaan luka bakar 80 persen, ditambah komplikasi gizi buruk, anemia dan hipokalemia.

Kisah pilunya berhasil menggugah hati pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, yang ditandai dengan kedatangan Bupati ke kediaman Aldelia. Akibatnya, bocah malang tersebut dirujuk kembali ke rumah sakit untuk menerima perawatan intensif.

Kamis (23/5/2024), Haluan menyambangi tempat peristirahatan terakhir Aldelia Rahma yang berada tidak jauh dari kediaman keluarganya. Di sana, kakak sepupunya, Madona, mengenang kepribadian sang adik sebelum tragedi memilukan itu.

“Dia sebenarnya anak yang periang dan disenangi teman-temannya. Sebelum kejadian, adik saya ini memiliki tubuh yang sehat dan berisi,” kata Madona.

Ia menyebut, Aldelia menjadi korban akibat ulah jahil temannya yang menyiramkan bensin ke tubuh sang adik saat membakar sampah di belakang gedung sekolah.

Kobaran api langsung menyambar, tapi tidak langsung dipadamkan karena tidak ada pengawasan guru dan pihak sekolah saat itu.

“Guru baru mengambil tindakan setelah Aldelia berlari dari belakang sekolah ke depan kelas. Setelah kaget dan berteriak, adik saya akhirnya disuruh berguling di tanah agar api di tubuhnya padam,” ulas Madona.

Ia mengatakan, api berhasil dipadamkan setelah dibantu oleh guru olahraga. Jadwal gotong royong membakar sampah itu bertepatan dengan jam pelajaran olahraga.

“Setelah itu, adik saya langsung dibawa ke puskesmas baru kemudian dirujuk ke rumah sakit. Penderitaan adik saya belum berakhir, karena dia harus menanggung perihnya luka bakar selama berbulan-bulan,” ujar perempuan 34 tahun itu.

Kini, Aldelia Rahma telah tenang di pangkuan Tuhan. Ia tidak lagi merasakan perihnya sisa koyakan luka bakar, yang menyita waktu hidupnya selama tiga bulan terakhir. (*)

Exit mobile version