“Saat dirumahnya Aditya, Afif Maulana sudah dibilang agar jangan ikut, tapi tetap memaksakan diri ikut, bahkan mengajak. Jadi jangan sampai bias bahwa mereka ingin pergi kondangan, pergi pesta atau jalan-jalan. Itu semua asumsi,” ucapnya.
“Tapi kami berbicara fakta karena ada percakapan-percakapan. Mulai dari pukul 21.30 sampai 22,30 itu mereka telah berencana dan melakukan persiapan untuk ikut-ikutan,” tambahnya.
Kapolda mengakui sepeda motor yang ditumpangi Afif Maulana dan Aditya memang jatuh karena ditendang dua polisi yang saat ini telah diperiksa biro Paminal Bidpropam Polda Sumbar.
Setelah jatuh ke aspal, Afif Maulana mengajak Aditya untuk melarikan diri dengan cara melompat ke bawah jembatan. Namun ajakan itu, menurut polisi ditolak Aditya yang bahkan menyarankan agar mereka menyerahkan diri saja.
“Ini kemarin sudah dihadirkan ke sini (Aditya). Disaksikan semua yang hadir termasuk Kementrian Lembaga yang hadir. termasuk LBH Padang. Semuanya sudah hadir,” ucap Kapolda.
Pada forum klarifikasi penemuan mayat dibawah jembatan Kuranji di Mapolda Sumbar yang dihadiri Kompolnas, LBH, Ombudsman hingga KPAI itu, kata Kapolda, Aditya berulangkali mengaku bahwa Afif memang sempat mengajak dirinya terjun ke bawah jembatan.
“Upaya mengajak sudah jelas, upaya mau melompat sudah jelas, upaya ditolak ajakannya juga sudah jelas. Tetapi hanya satu yang tidak ada saksi melihat. Yaitu kapan dia meloncat dan mengimplementasikan niatnya itu, “ jelas Kapolda.