Mereka pun terbilang nekat dan tidak ragu melayangkan senjata tajam kepada masyarakat atau pengendara yang berkebetulan melintas pada saat mereka konvoi sepeda motor.
Sepanjang tahun 2023 hingga 2024 ini saja, pihak kepolisian mencatat ada lima orang korban acak dari remaja pelaku tawuran di Kota Padang. Beberapa diantaranya mengalami luka-luka robek sabetan senjata tajam sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Kelompok geng remaja pelaku tawuran ini menyerang korban secara acak. Siapa yang lewat mereka sikat. Kami pun pihak kepolisian telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi fenomena kenakalan remaja ini. Aparat sering terlibat kejar-kejaran dengan mereka,” jelasnya.
Dwi mengaku, dalam upaya mengatasi fenomena yang telah sangat meresahkan masyarakat ini, polisi telah melancarkan berbagai upaya, baik itu upaya penindakan, preventif maupun preemptif.
Namun sayangnya, upaya itu masih belum berhasil menekan aksi tawuran di Kota Padang sekalipun polisi, orang tua, guru, hingga tokoh agama dan masyarakat terus mengumandangkan imbauan-imbauan anti tawuran.
“Oleh karena itu peran orang tua di rumah menjadi penting. Jangan lagi dibiarkan anak-anak kita keluyuran tengah malam. Mereka rawan terlibat aksi kenakalan remaja seperti tawuran. Mari lindungi anak-anak kita dengan melarang mereka keluar rumah pada larut malam,” pungkas Dwi. (*)