BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Video viral mirip anggota DPRD perempuan Kota Bukittinggi terpilih dari Fraksi Gerindra Z diduga berkata-kata kotor sebut ‘Pant*k Amak Ang’ saat live di media sosial Tik-Tok Viral menggegerkan Kota Bukittinggi sejak Rabu (14/8) kemarin.
Video viral itu menuai kecaman dari masyarakat lantaran kata-kata kotor itu dilontarkan di ruang publik oleh salah satu anggota legislatif wanita yang baru saja dilantik.
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Sarekat Islam (SI) Bukittinggi mengungkapkan keprihatinannya atas beredarnya video viral yang diduga melibatkan salah satu anggota DPRD Bukittinggi.
Ketua Sarekat Islam Bukittinggi, Rismaidi, mengutarakan kekecewaan jika memang wanita didalam video viral itu adalah Z
“Sekiranya itu benar, video tersebut wajah salah seorang anggota DPRD Bukittinggi, SI Bukittinggi menyatakan sangat prihatin jika benar video yang beredar adalah salah satu anggota DPRD Bukittinggi,” ujar Rismaidi di salah satu rumah makan di Bukittinggi.
Rismaidi menekankan, setelah dilantik sebagai Anggota DPRD, Z adalah tokoh politik dan juga tokoh publik. Dalam adat Minangkabau sendiri, perempuan ditempatkan di posisi yang begitu mulia sebagai Bundo Kanduang. Untuk itu, ada tanggung jawab menjaga kehormatan yang melekat.
“Baik dari sisi tutur kata, perilaku dan tindakan. Seorang tokoh politik wanita di Minangkabau, otomatis menjadi Bundo Kanduang yang harus bicara sebagai tauladan,” tegasnya.
Menurut Rismaidi, kata-kata kotor yang diucapkan Z pada Video Viral itu, bahkan adalah kata kasar yang punya level tertinggi diatas segala umpatan dan makian lainnya.
“Yang diucapkan itu adalah kata-kata paling kotor untuk masyarakat Minangkabau dan Sumatra Barat. Tidak ada yang lebih kotor dari itu. Menyebut tempat kelahiran. Itu ditayangkan secara terbuka, sangat menyedihkan,” ucapnya.
Menurut Rismaidi yang juga pernah menjadi anggota DPRD Bukittinggi ini, seluruh masyarakat Bukittinggi pasti sedih melihat video yang telah kadung viral itu. Apalagi, video itu diperankan oleh sosok politisi anak muda perempuan harapan bangsa yang kini juga telah menjadi pejabat publik.
Hal Ini tentu sangat menyakitkan dan mengecewakan. Oleh karena itu, Sarekat Islam Bukittinggi mendesak agar fraksi politik terkait, pimpinan partai, dan pimpinan organisasi mengambil tindakan tegas.
Mereka meminta agar pimpinan legislatif segera memanggil dan menegur pihak yang bersangkutan atas perilaku yang tidak mencerminkan etika seorang wakil rakyat.
“Harapan, dari fraksi tertentu, pimpinan partai dan pimpinan organisasi harus menegur. Kedua, pimpinan legislatif harus memanggil dan menegur yang bersangkutan,” imbuh Rismaidi.
Sebagai penutup, Rismaidi menyatakan harapannya agar anggota DPRD yang bersangkutan secara pribadi segera mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat.
“Secara pribadi saya berharap yang bersangkutan, secara pribadi beliau harus menyatakan permohonan maaf secara terbuka,” pungkasnya.
Peristiwa ini mencuat di tengah masyarakat yang mempertanyakan integritas dan perilaku wakil rakyat di tengah sorotan publik. Sarekat Islam Bukittinggi dengan tegas menyampaikan bahwa perbuatan yang tidak pantas.
Apalagi yang dilakukan di ranah publik, harus disikapi dengan serius demi menjaga kehormatan lembaga legislatif dan tokoh politik di mata masyarakat. (*)