“Proses ini membutuhkan waktu, karena
sampel-sampel itu harus kami proses dengan
baik. Apalagi sampel-sampel ini kami dapatkan
dari tubuh jenazah yang telah mengalami
pembusukan,” ujar Ketua Tim Forensik, Ade
Firmasnyah.
Ia menyebut, dalam pemeriksaan histopa-
tologi forensik Tim Forensik akan mengirimkan
sample yang selanjutnya diproses menjadi slide pemeriksaan di laboratorium pathology
anatomic Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI) Rumah Sakit Cipto Mangun-
kusumo (RSCM).
“Untuk pemeriksaan diatom akan ada dua
lokasi pengiriman sampel, yakni Puslabfor
Mabes Polri dan laboratorium forensik Unair.
Dua tempat itu kita pilih karena kami yakin labor itu mampu menangani sampel dan bisa
mengeluarkan hasil yang valid,” ujarnya.
Untuk mendapatkan gambaran secara jelas,
PDFMI juga akan melakukan pemeriksaan pada dokumen-dokumen saksi. “Kami perlu mendapatkan gambaran secara detail terkait
bagaimana kejadian agar nantinya bisa dianalisis apa yang kami temukan pada tubuh jenazah,” ujarnya. (*)