Kenaikan kegempaan inisejalan dengan adanya deformasi atau penggelembungan (inflasi) di bagian puncak Gunung Marapi, yang menunjukkan adanya tekanan magma yang semakin meningkat di dalam tubuh gunung api tersebut.
Data dari parameter dv/v (variasi kecepatan seismik) dan koherensi juga menunjukkan adanya gangguan kondisi medium bawah permukaan akibat peningkatan tekanan (stress).
“Saat ini, energi seismik yang tercermin dari RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) menunjukkan fluktuasi yang sedikit diatas baseline,” jelasnya, yang mengindikasikan peningkatan potensi letusan yang mungkin terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi energi tersebut. (*)