“Apalagi jika kita lihat bahwa banyak sekali calon yang baru muncul justru memperkuat relawan di basis petahana, akhirnya petahana tidak bisa berbuat banyak,” ucapnya.
Selain hal itu, beberapa kandidat petahana juga tidak didukung dengan logistik pemenangan yang cukup pada masa kampanye. Terlebih sesuai aturan pada masa kampanye, mereka diharuskan mengambil cuti di luar tanggungan negara.
“Hal ini menjadi alasan kenapa petahana yang bisa kembali terpilih untuk periode kedua hanyalah petahana yang memiliki tingkat kepuasan masyarakat di atas 75-80 persen. Contohnya saja di Kota Solok dan Kabupaten Solsel,” ujarnya. (*)