“Dulu, bupati di Padang Pariaman itu adalah tentara. Rasa kagum muncul dalam diri saya, sehingga bercita-cita jadi tentara agar bisa menjadi bupati,” tuturnya.
Meski bukan tentara, nyatanya cita-cita masa kecil Yota untuk menjadi seorang kepala daerah akan terwujud. Cita-cita tersebut berhasil ia wujudkan setelah berhenti dari karirnya sebagai pejabat daerah.
Yota Balad yang sudah menjabat ASN selama puluhan tahun di Kota Pariaman juga sering berinteraksi dengan masyarakat. Lulusan STPDN itu, berhasil menunjukkan dedikasinya dilihat dari perjalanan karirnya yang bertingkat naik hingga menjadi Sekretaris Daerah.
“Sebagai pemimpin, tentu kita harus berani mengambil risiko demi pengabdian kepada masyarakat. Segala perbuatan harus dimulai dari niat baik, semangat dan kerja keras,” ujar Yota Balad.
Yota Balad menyebut, selama di lapangan, dirinya bersama Mulyadi menemukan tak sedikit masyarakat yang menginginkan perubahan untuk Kota Pariaman. Menurutnya, sentuhan tangan kepala daerah sebelumnya sudah sangat pro dengan rakyat, tetapi ada hal lain yang hanya ia dan pasangannya yang dapat melakukannya. “Keinginan masyarakat yang memimpikan perubahan inilah yang menjadi motivasi kami untuk memenangkan pilwako,” terangnya.
Berbeda dari Yota, wakilnya Mulyadi ternyata sudah mengenyam dunia politik sejak 25 tahun silam. Ia merupakan kader partai yang memiliki kepiawaian dalam mengatur strategi politik.