Tak hanya aktif di bidang sosial, Arisal juga mendirikan Josal Football Academy, akademi sepak bola berbasis pesantren pertama di Sumatera Barat. Akademi ini, kata dia, menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu.
“Gratis, dengan syarat harus hafal Al-Qur’an juz 30,” ujarnya.
Meski kerap dinilai tidak populis, Arisal memilih menjadi politisi solutif. “Saya tidak pandai pidato. Tapi saya selalu mencari cara menyelesaikan persoalan. Tidak perlu jadi menteri atau ketua apa pun, asal bisa terus mengabdi, itu sudah cukup,” tuturnya.
Di tengah menguatnya dukungan publik, Arisal berkomitmen tetap rendah hati. “Saya akan terus jalan, dengan atau tanpa sorotan. Yang penting, rakyat tahu saya ada,” pungkasnya. Dari langkah-langkah sunyinya, banyak yang kini merasakan terang. (*)