“Libatkan bundo kanduang, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, serta aparat hukum. Kita harus bangun kembali semangat gotong royong dan saling jaga dalam kehidupan berkomunitas,” katanya.
Menurutnya, pendekatan budaya khas Minangkabau harus dihidupkan kembali. Nilai-nilai adat yang menekankan rasa tanggung jawab terhadap sesama bisa menjadi benteng pertahanan sosial dari masuknya pengaruh negatif.
Tak hanya masyarakat, H. Arisal juga mendorong agar pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa.
“Jangan tunggu viral dulu baru ribut. Harus ada upaya preventif yang jelas. Pemerintah nagari, camat, hingga wali jorong perlu aktif membangun sistem komunikasi sosial yang kuat,” ujarnya.
Ia turut mengimbau media lokal agar berperan sebagai penyambung informasi yang positif sekaligus menjadi bagian dari sistem peringatan dini terhadap potensi kriminalitas.
“Mari kita jaga narasi tentang Padang Pariaman. Jangan biarkan citra daerah ini dirusak oleh segelintir kejadian kriminal. Kita harus rebut kembali cerita-cerita positif tentang kampung halaman kita,” pungkas H. Arisal. (*)