PADANG, HARIANHALUAN.ID- Enam periode berturut dipercaya menjadi wakil rakyat, tujuannya terjun ke ranah politik hanya satu, bagaimana agar harapan masyarakat untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak bisa ia perjuangkan dan terwujudkan, tanpa banyak mengumbar janji.
Itulah gambaran sosok H. Muzli M. Nur, anggota DPRD Sumbar yang berhasil terus terpilih di setiap kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) tanpa putus (nonstop,red).
Masuk ranah politik sejak tahun 1998, Muzli M. Nur memiliki latar belakang yang tidak kaleng-kaleng. Jauh sebelum terjun ke politik ia sudah matang dalam karir dan mapan secara materi.
“Jadi masuk ke ranah politik ini di luar ekspetasi saya. Karena saya bukan dari dunia politik, menjelang 1998 saya adalah GM Proyek Pengembangan Lahan Gambut untuk tiga provinsi di Kalimantan,”ulas Muzli yang merupakan anggota Komisi IV DPRD Sumbar itu.
Berbincang dengan Haluan di ruangan kerjanya Jumat (15/8), Muzli mencoba merangkai kembali kepingan cerita sebelum ia masuk ranah politik. Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sumbar itu menyebut, sebelum di politik ia meniti karir dengan bekerja di beberapa perusahaan multinasional yang ada di Jambi dan Dumai.
Tahun 1980 Muzli bekerja di Export Departemen PT IFA, sebuah perusahaan Prancis di Jambi yang bergerak di bidang ekspor kayu olahan. Selanjutnya Tahun 1982 ia mengembangkan karir dengan menjadi Civil Supervisor untuk perusahaan Amerika dan Spanyol yang beroperasi di Dumai.
Beberapa tahun bekerja di perusahaan multinasional, tahun 1985 Muzli bergabung dengan PT STI (Sumatera Timur Indonesia) yang berkantor di Batam. Perusahaan ini bergerak di bidang pembukaan lahan gambut di berbagai wilayah di Indonesia.
Di PT STI Muzli menjalani jenjang karir dari bawah. Hal itu dimulai dengan ditunjuknya ia sebagai Kabag Bidang Pembangunan. Beberapa waktu setelahnya dipercaya menjadi wakil manajer, berlanjut menjadi manajer, asisten General Manager(GM), Wakil GM Junior, Wakil GM Senior, hingga ditunjuk sebagai General Manager yang membawahi lebih kurang 1.400 karyawan.
Dengan jabatan sebagai GM, Muzli berhasil membawa proyek pengembangan lahan gambut yang dilaksanakan perusahaan berjalan sukses. Proyek terakhir Muzli di pekerjaannya ini adalah, membuka 1 juta hektare lahan gambut di tiga provinsi di Kalimantan.
“Pada masa rezim orde baru, pengembangan lahan gambut menjadi perhatian pemerintah untuk mendukung swasembada pangan. Kami mendukung pemerintah menciptakan lahan-lahan produktif dari lahan gambut yang telah diatur kadar airnya dengan cara membuat kanalisasi,”ulasnya.
Beberapa tahun berkiprah di PT Sumatera Timur Indonesia, awal reformasi perusahaan tempat ia bekerja terdampak situasi politik dan ekonomi saat berakhirnya pemerintahan orde baru. Sama seperti perusahaan-perusahaan lainnya, PT STI tidak bisa beraktivitas normal pada saat itu.
Sempat bertahan dengan kondisi perusahaan yang stagnan, Muzli akhirnya memutuskan istirahat dari pekerjaannya. Bersama keluarga ia pulang kampung ke Pasaman.
Di kampung halaman, Muzli mencoba menjalankan usaha di sektor transportasi. Usaha tersebut berjalan dengan cukup baik. Hanya saja, ia kemudian memutuskan menutup usaha itu karena secara hitung-hitungan ekonomi ternyata tidak masuk, tak ada keuntungan yang didapat dari usaha yang dijalankan.
Selanjutnya Muzli berusaha di bidang perkebunan, di tengah ia menjalankan sejumlah usaha di kampung halaman ini, datanglah seorang teman yang mengajaknya untuk terjun ke politik dan maju sebagai caleg. Muzli sempat tidak langsung menerimanya. Ia mencoba mempertimbangkan dulu, lantaran dirinya tidak memiliki basic di bidang ini.
Namun tidak lama setelahnya, permintaan untuk ia masuk ke ranah politik dan maju sebagai caleg juga datang dari masyarakat dan sejumlah tokoh Pasaman. Banyaknya dorongan membuat Muzli akhirnya memantapkan diri terjun politik, ranah yang sampai sekarang ia tekuni.
Masuk ke dunia politik, Muzli berlabuh ke Partai Amanat Nasional (PAN), salah satu partai baru yang muncul di awal reformasi dan didirikan oleh Amien Rais. Dengan PAN ia memutuskan maju ke Pileg tahun 1999, dan berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Pasaman periode 1999-2004 (sebelum pemekaran Kabupaten Pasaman,red), dan berlanjut pada periode 2004-2009.
Berlayar bersama PAN, tidak lama setelah ia terpilih sebagai anggota DPRD Pasaman di periode pertamanya, Muzli juga ditunjuk sebagai Ketua DPD PAN Pasaman. Pada masa itu, berbagai perjuangan dilalui Muzli M. Nur bersama pengurus membesarkan partai berlambang matahari putih bersinar cerah itu di daerah tersebut.
Ia gencar menyosialisasikan visi-misi PAN ke tengah masyarakat, membuat bendera dengan biaya sendiri, hingga akhirnya PAN menjadi partai yang dikenal khalayak dan tak pernah absen mengantarkan kadernya mengisi kursi di DPRD setempat.
Dua periode di DPRD Pasaman, tahun 2009 atas arahan partai Muzli kemudian maju ke DPRD Sumbar. Lagi-lagi ia berhasil merebut hati masyarakat dengan terpilih menjadi anggota DPRD Sumbar periode 2009-2014 dari daerah pemilihan (dapil) 4 Pasaman-Pasaman Barat.
Terpilih sebagai anggota DPRD Sumbar, karir politik Muzli terus berlanjut. Hingga di kontestasi pemilu berikutnya ia masih tetap di hati masyarakat, dan terus kembali terpilih pada pileg 2014-2019, 2019-2024, hingga periode 2024-2029 lalu. Terpilihnya ia di kontestasi Pileg 2024-2029 melengkapi perjalanan karir politiknya sebagai anggota dewan enam periode berturut-turut.
Sejak berkiprah di provinsi, Muzli juga melanjutkan perjuangan membesarkan PAN di Sumbar bersama pengurus di DPW. Hingga saat ini sudah empat kali berturut Muzli ditunjuk sebagai Wakil Ketua DPW PAN Sumbar.
Atas perjuangannya bersama pengurus DPW mengenalkan PAN ke masyarakat, di setiap Pileg, PAN selalu berhasil mempertahankan satu fraksi di DPRD Sumbar tanpa digabung dengan fraksi dari partai lain. Hingga kini ia tetap setiap mengawal perjuangan PAN di Sumbar.
Sekarang, enam periode sudah Muzli diamanahkan sebagai wakil rakyat, dua periode sebagai anggota DPRD Pasaman dan empat periode di DPRD Provinsi Sumbar. Menyinggung kiat suksesnya mengambil hati konstituen, menurut Muzli prinsip yang ia pegang adalah, “Tak Mau Menabur Janji, Jika Tak Mungkin Bisa Terealisasi”.
“Dari banyaknya aspirasi yang diterima saat kita turun, ada yang merupakan kewenangan provinsi, ada yang kewenangan kabupaten, dan ada juga yang merupakan kewenangan pusat. Karena tidak semua usulan yang masuk itu merupakan kewenangan provinsi, saya juga tidak mau menjanjikan kepada masyarakat kalau semuanya akan direalisasikan ,”ucapnya.
Namun, terang Muzli, dirinya selalu menyampaikan kepada masyarakat yang jadi kewenangan provinsi akan ia perjuangkan melalui DPRD Provinsi, yang kewenangan kabupaten didorong untuk dikawal oleh anggota fraksi PAN di DPRD kabupaten, sementara yang merupakan kewenangan pusat akan diteruskan ke anggota DPR RI asal Sumbar di pusat, khususnya yang dari PAN. Sehingga setiap usulan dari masyarakat diperjuangkan sesuai kewenangan dan aturan yang ada.
“Hal ini selalu kita sampaikan secara terbuka ke masyarakat. Saat dikomunikasikan, umumnya masyarakat bisa memahami, jadi ketika turun selanjutnya yang kita bawa memang program nyata, bukan janji semata,” tukas suami dari Yan Annie tersebut.
Selama ia menjadi anggota DPRD Sumbar, berbagai program infrastruktur, pertanian, pendidikan, kesehatan dan bidang-bidang lainnya telah berhasil direalisasikan Muzli M. Nur untuk kebutuhan masyarakat.
Sejumlah perjuangan Muzli di legilatif yang sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat diantaranya, terbukanya akses Jalan Rimbo Malampah yang merupakan jalan penghubung Pasaman Barat-Kabupaten Pasaman, terealisasinya bantuan untuk meningkatkan hasil tangkap nelayan, dalam bentuk diberikannya bantuan jaring, mesin tempel hingga fish box, direalisasikannya bantuan alsintan untuk petani, bantuan pembangunan masjid, peningkatan UMKM, dan banyak yang lainnya.
Untuk akses Rimbo Malampah, dulu sebelum dibuka, jalan itu hanya bisa dilalui oleh kuda. Berkat konsentrasi Muzli memperjuangkan di provinsi dan didukung beberapa dewan lainnya dari Pasaman, Rimbo Malampah berhasil dibuka, saat ini jalan tersebut menjadi akses utama penghubung Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman.
Dukungan Keluarga
Sukses berkarir di politik, setiap langkah yang dijalani Muzli tak pernah lepas dari dukungan keluarga. Mereka adalah sumber kekuatan, doa, dan semangat yang selalu menyertainya.
Ketika ia di tengah kesibukan, istri dan tiga orang anaknya memahami dan merelakan waktu kebersamaan yang berkurang. Keluarganya memberi dukungan penuh karena mereka percaya apa yang ia perjuangkan adalah untuk kebaikan masyarakat luas.
“Dukungan dan doa dari istri dan anak-anak adalah penyemangat bagi saya, menjadi energi yang tidak ternilai menghadapi setiap tantangan selama berkarir di politik,”ucapnya.
Besarnya dukungan istrinya kepada Muzli bisa diketahui dari kesediaan sang istri resign dari pekerjaannya di sebuah perusahaan asing, dengan posisi sebagai akutansi bagian Payroll Department, untuk kemudian fokus mengurus keluarga dan anak-anak mereka.
“Saat saya meminta istri mundur dari pekerjaannya, dan Istri bersedia, bagi saya itu adalah dukungan luar biasa yang akhirnya membawa saya pada titik yang sekarang. Saya juga selalu meyakini, keberhasilan hari ini bukanlah hasil kerja seorang diri, melainkan buah dari doa orang tua, kesabaran pasangan, serta pengertian anak-anak yang dengan tulus mendukung langkah perjuangan ini,”ucap alumni STKIP Ahlusunnah Bukittinggi itu.
Dengan besarnya dukungan dan pengorbanan keluarganya, Muzli juga selalu berusaha tetap hadir untuk mereka. Khususnya dalam mendidik anak-anak, dengan waktu bersama yang terbatas, setiap kesempatan yang ia manfaatkan untuk memberi teladan, menanamkan nilai kejujuran, kerja keras, dan kepedulian kepada anak-anaknya.
Sekarang tiga buah hatinya telah dewasa, sudah berkeluarga dan sukses di bidang masing-masing. Dua orang anak perempuannya, anak pertama dan kedua bekerja di sektor perbankan, sementara anak bungsunya laki-laki menekuni sektor swasta, dan saat ini Muzli sudah memiliki empat cucu.
“Üntuk karir di politik ke depan akan seperti apa? Karena saya kader partai, apapun yang diputuskan partai tentu saya terima, saya berprinsip, keputusan partai adalah untuk dilaksanakan bukan untuk diperdebatkan,”ujarnya menutup perbincangan dengan Haluan.
Melihat pada perjalanan panjang Muzli M. Nur berkarir di politik, bisa dikatakan ia merupakan satu-satunya anggota legislatif di Sumbar bahkan bisa jadi di Indonesia yang mampu menjabat selama 6 periode tanpa putus, atau nonstop.
Dari sini bisa kita ketahui, di balik politik yang dinamis dengan orang-orang yang terus berganti, ada kepercayaan masyarakat yang kokoh berdiri, menguatkan posisi seorang politisi untuk tetap di hati konstituennya. Karena yang amanah akan sulit dicari ganti, bahkan tak akan terganti. (*)