Ini Profil 4 Politisi Keturunan Minang Bertanding di Pemilu Malaysia!

Pemilu Malaysia

HARIANHALUAN.ID – Dato’ Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan atau lebih dikenal dengan Mohamad Hasan dan panggilan Tok Mat, adalah politisi senior UMNO yang pernah  menjabat Menteri Besar Negeri Sembilan selama 14 tahun (2004-2018). Lahir pada 2 Mei 1956 di Rembau, Mohamad Hasan adalah keturunan Minangkabau dari Negeri Sembilan.

Mohamad Hasan

Setelah tamat dari Universiti Malaya Tahun 1976, ia memulai kariernya di perbankan, antara lain pernah menempati berbagai posisi di Bank Negara Malaysia, Arab-Malaysian Merchant Bank Berhad, lalu pindah ke Bank Bumiputra Malaysia Berhad, dan pernah ditempatkan sebagai pimpinan cabang Bank Bumiputra di London (1988-1992). Karirnya di dunia perbankan dan korporasi berlangsung sampai 2004 saat ia masuk ke politik melalui UMNO.

Lama menjabat Ketua Bagian UMNO Rembau, Negeri Sembilan, Tahun 2018 Mohamad Hasan terpilih menjadi Timbalan Presiden UMNO. Sebagai orang kedua di partai Melayu tertua itu, Mohammad Hasan bertanding dalam pemilu kali ini dengan tiket BN untuk kursi Parlemen Rembau (Negeri Sembilan) menggantikan posisi Khairy Jamaluddin yang pindah bertanding ke kursi parlemen Sungai Buloh (Perak).

Khairy Jamaluddin Abu Bakar atau biasa disapa dengan panggilan KJ, adalah seorang politisi muda UMNO yang dianggap paling cemerlang dan diproyeksikan akan menjadi pimpinan Malaysia masa depan. Dalam pemerintahan sementara Malaysia sekarang, KJ menjabat Menteri Kesehatan di bawah PM Ismail Sabri Yakoob.

Khairy Jamaluddin Abu Bakar

Lahir di Kuwait 10 Januari 1976, KJ adalah anak tunggal dari diplomat Malaysia keturunan Minangkabau Negeri Sembilan, Dato’ Jamaluddin Abu Bakar. Memulai karier politik sebagai anggota UMNO sejak 2000, KJ pernah menjabat Ketua Pemuda UMNO (2009-2018). Ia terpilih pertama kali sebagai anggota parlemen mewakili Rembau (Negeri Sembilan) dalam Pemilu 2008. Setelah itu, ia diangkat menjadi Menteri Belia dan Sukan Malaysia di usia 33 tahun pada 2009. Setelah itu, ia juga pernah menjabat Menteri Sains, Teknologi, dan novasi Malaysia (2020-21).

Dalam pemilihan Presiden UMNO pengganti Datok’ Najib Razak Tahun 2018, KJ turut bertanding melawan Ahmad Zahid Hamidi dan Tengku Razaleigh Hamzah. Ia hanya berhasil memperoleh suara kedua terbanyak di bawah Zahid.

Sebagai anggota parlemen, KJ berhasil mempertahankan kursi parlemen Rembau dalam tiga pemilu berturut-turut hingga pemilu 2018. Untuk pemilu kali ini, menantu mantan PM Abdullah Ahmad Badawi ini terpaksa mengalah meninggalkan kursi Rembau yang diambil Mohamad Hasan, dan KJ pidah bertanding di kursi Sungai Buloh (Perak) dengan tiket BN.

Dinilai berhasil dalam penanganan Covid-19 di Malaysia, sehingga namanya menjadi terkenal, diperkirakan KJ akan berhasil memenangkan kursi parlemen Sungai Buloh dalam pemilu 19 November depan.

Datuk Seri Dr. Mujahid bin Yusof atau lebih dikenal dengan Mujahid Yusuf Rawa, adalah seorang cendekiawan dan politisi Malaysia terkemuka yang pernah menjabat pimpinan Partai Islam se-Malaysia (PAS). Ia telah tiga periode menjadi anggota parlemen, dan menjabat Menteri Hal Ehwal Agama Islam dalam Kabinet Mahathir II selepas Pemilu 2018.

Mujahid Yusuf Rawa

Dilahirkan pada 25 Oktober 1964, Mujahid adalah putra dari politisi tekemuka Malaysia dan pendiri PAS Yusuf Rawa dengan ibu bernama Kalson Ali. Kakeknya, Haji Abdullah Nordin al-Rawi, merupakan ulama yang berasal dari Rao, Pasaman, Sumatra Barat.

Karier politik Mujahid Yusuf bermula dari jabatan Yang Dipertua PAS Kawasan Bayan Baru, Pulau Pinang, hingga mencapai posisi sebagai Timbalan Pesuruhjaya PAS Pulau Pinang (2005-2015). Dia ikut dalam Pemilu (Pilihan Raya) Malaysia pertama kali sebagai calon parlemen dari Kawasan Jasin, Melaka, Tahun 1999, namun kalah.

Pengalaman serupa terulang lagi dalam Pemilu 2004 ketika ia maju mewakili Tasek Gelugor, Pulau Pinang. Mujahid baru terpilih menjadi anggota Parlemen Malaysia dalam Pemilu 2008 sebagai wakil PAS dari daerah pemilihan Parit Buntar, Perak. Dalam Pemilu 2013, ia berhasil memperhatankan kedudukannya mewakili daerah yang sama dari PAS.

Mujahid dikenali sebagai politisi yang progresif dan aktif dalam menggagas perubahan di PAS dari partai yang eksklusif menjadi partai yang plural dan terbuka. Namun idenya itu ditolak dalam Muktamar PAS 2015, dan Mujahid pun tersingkir. Keluar dari PAS, bersama kawan-kawan seide ia lalu mewujudkan Gerakan Harapan Baru yang kemudiaan menjadi Partai Amanah.

Dalam Pemilu 2018, Partai Amanah membangun koalisi dengan Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim. Bertanding dengan tiket koalisi PH mewakili Parit Buntar, untuk ketiga kalinya ia terpilih menjadi anggota parlemen dan masuk Kabinet Mahathir II dengan jabatan Menteri pada Kantor Perdana Menteri urusan Hal Ehwal Agama Islam.

Dato’ Seri Mukhriz bin Tun Dr. Mahathir atau dikenal sebagai Mukhriz Mahatir, adalah seorang politisi Malaysia yang menjadi Menteri Besar Negara Bagian Kedah dari Tahun 2013 hingga 2016 dan menjabat kembali pada 11 Mei 2018 hingga 2020. Sebelumnya, ia menjabat dalam pemerintahan Malaysia sebagai Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Internasional dari 2009 sampai 2013.

Mukhriz Mahatir

Lahir di Kedah, 25 November 1964, Mukhriz adalah putra pasangan Tun Mahathir Mohamad (Perdana Menteri Malaysia 1981-2003 dan 2018-2020) dan Tun Dr. Siti Hasmah Mohamad Ali. Siti Hasmah adalah putri dari Mohamad Ali bin Taib dan Siti Khatijah binti Ahmad, keduanya berasal dari Koto Rajo, Rao, Pasaman, Sumatra Barat.

Mukhriz memulai karier politiknya sebagai anggota Komite Eksekutif Pemuda UMNO, kemudian terpilih menjadi anggota parlemen Malaysia mewakili kursi Jerlun, Kedah, sejak tahun 2008.

Tahun 2013 Mukjhriz terpilih menjadi anggota Dewan Undangan Negeri (DUN) Kedah dan dipercaya menjadi Menteri Besar Kedah hingga Tahun 2016 mewakili UMNO. Ketika ayahnya Tun Mahathir mendirikan Partai Bersatu Tahun 1916, Mukhriz pun meninggalkan UMNO dan bergabung dengan Bersatu yang membangun koalisi dengan Pakatan Harapan Dalam Pemilu 2018. Kembali terpilih menjadi anggota DUN Ayer Hitam, ia kembali menjabat Menteri Besar Kedah sampai 2020 ketika Bersatu keluar dari koalisi PH dan Mukhriz turut disingkirkan.

Dalam Pemilu 2022 ini Mukhriz maju sebagai calon parlemen Jerlun (Kedah) mewakili Partai Pejuang Tanah Air yang turut ia dirikan bersama ayahnya Tahun 2021. Tun Mahathir pun juga ikut bertanding mempertahankan kursi parlemen Langkawi dari partai yang sama. (*)

Exit mobile version