HARIANHALUAN.id – Bakal calon legislatif (bacaleg) daerah pilihan (dapil) 1 Sumatera Barat (Sumbar) dari Partai Demokrat, Ginno Irwan melaksanakan tradisi malamang dan makan bajamba di Griya Elok Town House bersama masyarakat Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara, dan sekitarnya, Minggu (19/3). Tradisi malamang dan makan bajamba ini dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1444 H.
“Kegiatan malamang dan makan bajamba ini untuk menyambut bulan suci Ramadan. Ini merupakan tradisi budaya kita yang harus dilestarikan, sehingga menjadi nilai jual untuk pariwisata kita ke depan,” ujarnya.
Ginno Irwan mengatakan, hal ini sejalan dengan latar belakang dirinya maju menjadi calon legislatif. Menurutnya, malamang dan bajamba ini penting dipertahankan sehingga tradisi tersebut dirasakan oleh generasi-generasi selanjutnya.
“Saya asli Pariaman, dan ingin sekali mengabdi untuk kampung halaman. Saya lama tinggal di perantauan Bali, dan ingin mensejahterakan masyarakat Minang, dengan cara bagaimana budaya dan adat nagari bisa dimuliakan,” katanya.
Menurutnya, tradisi budaya Minangkabau harus diperkenalkan kepada masyarakat luas seluas-luasnya, agar mereka dapat menikmati budaya Minangkabau. Seperti budaya di Bali, tidak ada industri namun yang mereka jual hanya pariwisata.
“Lihat bagaimana Bali dengan pariwisatanya menyejahterakan masyarakat. SDM tinggi, karena mereka begitu memuliakan budaya dan adatnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Ginno, sebagai calon anggota dewan dirinya menginginkan menerapkan Perda yang ada di Bali untuk di Sumbar. Tujuan dan ide gagasan ini diinginkan agar budaya Minangkabau sama seperti di Bali, yaitu benar-benar dihargai dan dimuliakan.
“Perda mereka (Bali) begitu menjunjung tinggi adat, kepala desa, tokoh adat dihargai, dikasih fasilitas dan diberikan anggaran yang cukup, sehingga bisa menggelar kegiatan budaya dan membuat ketertarikan warga asing untuk datang ke Sumbar,” ujarnya lagi.
Lebih jauh Ginno Irwan mengatakan, tradisi budaya malamang dan bajamba ia harap dapat terus dilestarikan dan diperkenalkan. Sebab, dari sinilah asal muasal yang secara adat budaya Adat Basandi Syarak-syarak Basandi Kitabullah.
“Saya juga ingin hidupkan konsep pariwisata Sumbar berbasis tradisi budaya Minangkabau, sehingga tradisi budaya malamang dan bajamba ini tidak hanya menjelang puasa saja,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, juga ditampilkan atraksi silat dari Perguruan Silat Tikam Tuo Sapakat, yang turut dibina Ginno Irwan. Terlihat, belasan anak dan remaja memperagakan kebolehan mereka dalam seni bela diri silat dengan tangan kosong, silat menggunakan golok, dan aksi kebal sayatan senjata tajam maupun sengatan listrik. (fdi)