Bakri Maulana, Siap Mengabdi  Bagi Pessel Tanah Kelahiran

HARIANHALUAN.ID – Perantau Minang yang sukses asal Kabupaten Pesisir Selatan, Bakri Maulana, SE,MP, memantapkan diri maju sebagai kandidat calon bupati pada Pilkada Pesisir Selatan 2024 mendatang.

Ditemui Haluan di sela agenda kegiatannya di Kota Padang, pria yang akrab disapa ‘Pak BM’ ini mengutarakan cita-cita dan mimpi yang akan diperjuangkannya bagi tanah kelahirannya.

“Selaku orang yang lahir dan besar di Pesisir Selatan, saya tahu betul bahwa sampai saat ini Pessel belumlah mengalami kemajuan signifikan yang berdampak terhadap kesejahteraan  masyarakat ,” ujarnya kepada Haluan.

BM meyakini bunyi pepatah kuno Minang yang berbunyi: Karatau Madang Di Hulu, Babuah Babungo Balun, Marantau Bujang Dahulu, Dirumah Paguno Balun, benar adanya. Sejak usia belia di tanah rantau, ia tak lelah terus belajar menambah ilmu dan pengalaman.

Tidak hanya lewat bangku kuliah, Bakri Maulana, anak Jati Pasisie itu terjun langsung ke jantung pusat perekonomian rakyat, yakninya pasar tradisional. Di sana, sejak menjadi aktivis mahasiswa, BM kecil bahkan telah ikut ambil bagian memperjuangkan gagasan warisan besar ekonomi kerakyatan ala Bung Hatta.

Keuletan, ilmu manajerial dan kepemimpinan BM, dilirik oleh para pedagang pasar Cileungsi. Mereka bahkan menunjuk BM sebagai Wakil Ketua Umum Koperasi Pedagang Pasar Cileungsi tahun 1997.

Setahun setelahnya, sepak terjang ilmu koperasi Bakri Maulana makin terkenal, karirnya melejit. Ia dipercaya memimpin lembaga Koperasi Pasar Cileungsi. Jabatan itu pun ia emban selama periode kepengurusan 1997-2001, serta 2001-2005.

Puncak karirnya, BM yang telah berhasil menyabet gelar S2 Magister Manajemen Pembangunan Daerah dari Institut Pertanian Bandung (IPB) bahkan ditunjuk langsung untuk menjadi Direktur Umum PD Pasar Pakuan Jaya dari tahun 2011 sampai 2015 silam.

“Saya juga pernah dipercaya sebagai Badan Pengawas PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor. Kini, saya ingin pulang mengabdi bagi tanah kelahiran saya, Pesisir Selatan tercinta,” katanya mantap.

Bakri Maulana menyebut, dirinya beserta segala ilmu dan pengalaman yang telah diperbuatnya di tanah rantau, kini ingin pulang membangun Pesisir Selatan, seperti yang ia mimpikan dan cita-citakan.

Ia menerangkan, langkah kongkrit pertama, ia akan membangun, memperbaiki, serta merevitalisasi seluruh pasar tradisional yang ada di seluruh penjuru Pessel.

“Kenapa Pasar? Ya karena pasar adalah tempat perputaran uang. Dengan membenahi dan menjadikan pasar sebagai tempat yang nyaman bagi penjual dan pembeli, kita benahi sendi ekonomi masyarakat dari bawah,” ucapnya.

Bakri Maulana bilang, ia akan membenahi sektor pariwisata Pessel yang saat ini keindahan alamnnya sudah mulai tacelak dan dilirik wisatawan lokal maupun mancanegera.

“Pessel punya gugusan Pulau Mandeh dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Itu semua potensial untuk dikembangkan melalui berbagai upaya kerja sama dengan investor maupun stakeholder terkait lainnya,” katanya.

BM memaparkan, pembangunan ekonomi masyarakat Pessel, mesti  dilakukan berbasis wilayah sesuai dengan potensi ekonomi. Ia jelaskan, jika masyarakat Pessel menitipkan amanah kepada dirinya, Ia akan menjadikan Kecamatan Ampek Jurai dan Tarusan sebagai daerah sentra pengembangan pariwisata.

Sementara Kecamatan Batang Kapeh dan sekitarnya, akan dijadikan sebagai sentra pengembangan potensi laut, perikanan dan pertanian.

“Lalu di daerah selatan, seperti misalnya Pancung Soal, Air Pura, Tapan dan Lunang Sialut, akan kita jadikan sebagai sentra peternakan. Pengembangan semua sektor kita lakukan secara bersamaan. Sesuai potensi wilayah,” katanya.

Ia meyakini, untuk membangun Pesisir Selatan nan Baldatun Thayyibatun Warabbur Ghafur, semua pihak mesti ambil peran. Bersatu padu dan berkolaborasi untuk melahirkan gagasan-gagasan cemerlang bagi kampung halaman.

Termasuk para perantau yang selama ini pantas dipandang sebagai  ‘Kekuatan Tersembunyi’ Kabupaten Pesisir Selatan.

Hidden Power itu, adalah rasa kebanggaan, kecintaan, serta persatuan kesatuan yang telah terpatri dalam lubuk hati setiap perantau asal Kabupaten Pesisir Selatan. Dimanapun mereka berada,” ujarnya.

“Tinggal lagi apakah sang kepala daerahnya bisa mengkolaborasikan pembangunan antara ranah dan rantau. Bagi saya ini hanya persoalan mau merangkul dan mensinergikan saja. Jika kolaborasi terbangun, saya yakin itu adalah kekuatan bagi era Pessel nan Kuaik Basamo Saiyo Sakato,” tutur BM menutup. (*)

Exit mobile version