Game Online dan Medsos Pengaruhi Partisipasi Pemilih Pemula

HARIANHALUAN.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) menilai pengaruh game online dan media sosial menjadi salah satu permasalahan yang ditemui dalam menakar keinginan dan kepedulian para pemilih pemula yang ada di Sumbar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Kenyataan ini ditemui Komisioner KPU Sumbar Jons Manedi saat melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk meningkatkan partisipasi, khususnya partisipasi pemilih pemula di Sumbar. Hal ini diketahui saat tanya jawab dengan para siswa SMA/sederajat di beberapa sekolah.

“Dari hasil tanya jawab saya dengan para siswa tingkat SMA maupun SMK/sederajat, pengaruh game online dan sosial media (sosmed) yang dimiliki para siswa pada gadget mereka, membuat mereka tidak begitu acuh dengan hak pilih mereka pada Pemilu 2024 ini,” ujarnya, Selasa (10/10).

Kordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hubungan, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia itu menyampaikan, selain masalah game online dan aplikasi medsos,hal lainnya yang menjadikan pemilih muda yang sudah berumur 17 tahun belum mengurus hak pilihnya karena belum memiliki KTP elektronik.

“Alasannya mereka belum lakukan perekaman sehingga belum punya KTP elektronik. Memang untuk bisa dapat hak pilih, salah satu syaratnya memang harus punya KTP elektronik,” katanya.

Untuk itu, ia mendorong pihak Dukcapil untuk melakukan perekaman pada pemilih pemula tersebut di sekolah tempat siswa itu belajar. “Hal itu direspon oleh Dukcapil yang telah melakukan perekaman siswa yang sudah 17 tahun tapi belum punya KTP elektronik di beberapa sekolah,” ujarnya.

Lebih jauh Jons Manedi menyampaikan, berdasarkan data dari KPU Sumbar, jumlah pemilih pemula atau generasi Z di Sumbar sendiri cukup banyak sekitar 1.089.251 pemilih atau 27 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Sumbar yang jumlahnya 4.088.606 pemilih.

“Namun setelah kami dari KPU Sumbar lakukan kegiatan KPU Goes to School, maka ada potensi jumlah pemilih pemula itu bisa saja bertambah jumlahnya, tentunya perhatian terhadap pemilih pemula harus serius. Salah satunya melakukan pendidikan sosialisasi pemilih pemula di sekolah-sekolah,” katanya.

Jons Manedi menilai kegiatan KPU Goes to School itu salah satu upaya dari KPU untuk mengedukasi sekaligus menyisir para pemilih pemula di tingkat SMA/sederajat yang belum mendapat hak pilihnya. Kemudian juga memberi tahu para siswa itu siapa saja yang jadi peserta Pemilu 2024 ini.

“Kegiatan KPU Goes to School itu sudah kami lalukan sejak September kemarin, dan sasarannya sejumlah SMA/sederajat di Kota Padang, sedangkan untuk di kabupaten dan kota dilakukan oleh masing-masing KPU di daerah bersangkutan,” ucapnya.

Ia berharap dengan memberikan pengetahuan menciptakan kesadaran dari pemilih pemula, ada keinginan dan kepedulian yang terbangun bagi mereka untuk menyalurkan hak pilih.

“Kita harap, siswa sebagai agen penyambung informasi pemilu terhadap keluarga dan lingkungannya. Tidak lagi pada tingkat jumlah partisipasi tetapi kualitas partisipasinya, sehingga tercipta pemilu yang berkualitas dan badunsanak,” ucapnya. (h/fdi)

 

Exit mobile version