Hal itu tidak terlepas dari terjadinya manuver politik Prabowo yang pada akhirnya memutuskan merapat kedalam kabinet pemerintahan Jokowi pasca kekalahannya di Pilpres 2019 silam.
“Apalagi saat bergabung kedalam kabinet Jokowi, Prabowo terlihat seolah-olah membiarkan dan tidak mengusik sedikitpun janji-janji politik yang pernah dilontarkannya kepada masyarakat ketika sudah menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi” terang dia.
Berdasarkan kenyataan itu, sebut Edo, mesin politik Prabowo di Sumatra Barat jelas harus bekerja ekstra keras lagi untuk bisa mengulangi kemenangan gemilang maksimal yang pernah diraih Prabowo di Sumbar di dua kali Pilpres sebelumnya.
“Untuk mengulangi kemenangan yang nyaris hampir 80 persen seperti sebelumnya, sepertinya cukup sulit bagi Prabowo. Sebab pemilih Sumbar cenderung menyukai aura dan warna baru. Sosok ini ada pada figur Anies Baswedan,” jelas Edo.
Jalan terjal bagi Prabowo Subianto untuk meraup suara maksimal di Sumbar, diperkirakan juga akan semakin sulit pasca keputusan politik mengejutkannya yang akhirnya memutuskan menggandeng Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres.
“Prabowo punya dua beban berat untuk menang di Sumbar. Pertama keputusannya masuk ke pemerintahan Jokowi, kedua menjadikan putra Jokowi sebagai Cawapresnya,” tegasnya.