“Jadi tidak hanya dinas pemuda dan olahraga saja, namun seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mewakili pemerintah harus dapat mencanangkan program-program yang ada keterlibatan anak-anak muda di sana,” tuturnya.
Wendi mengaku berusaha mematahkan stigma yang tertanam dalam pikiran masyarakat, terutama pemilih muda, bahwa politik bukan merupakan suatu hal yang kotor. Stigma itu menyebabkan banyak pemilih dari kalangan anak muda yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya dan tidak ingin untuk terlibat dalam keberlangsungan pesta demokrasi.
Menurutnya, KPU sangat berperan penting dalam mengajak para pemilih pemula agar menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi mendatang. Tak hanya menggunakan cara yang kaku seperti melakukan imbauan kepada masyarakat dari kalangan muda agar menggunakan hak pilihnya.
“Menurut saya, KPU harus upgrade dan melakukan inovasi dalam menyosialisasikan mengenai pemakaian hak pilih, seperti masuk ke sekolah-sekolah atau kampus-kampus, atau bisa jadi membuat simpul-simpul dari keterwakilan KPU yang membicarakan secara masif mengenai pemilu dan demokrasi,” tuturnya. (*)