Tak Bisa Lagi Hanya Lewat Sosialisasi Konservatif, Pemilih Pemula Mesti Diajak “Nongkrong Bareng”

Wendi Juli Putra

Wendi Juli Putra

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Salah seorang calon anggota legislatif (caleg) dari kawula muda, Wendi Juli Putra, yang merupakan caleg DPRD Kota Padang dari Partai Golkar mengaku menggunakan strategi pendekatan secara personal dengan berusaha untuk mengikuti aktivitas yang digemari oleh kalangan anak muda dan pemilih pemula yang baru menggunakan hak pilihnya.

“Karena anak-anak muda saat ini cenderung suka nongkrong, jadi saya ikut nongkrong dengan mereka. Namun dengan pembicaraan yang di-upgrade jadi pembicaraan yang lebih berisi, tidak lagi bicara persoalan yang sia-sia,” ujar Wendi kepada Haluan, Jumat (17/11/2023).

Wendi menjelaskan bahwa dirinya berusaha masuk dan mengajak para pemilih pemula dengan upaya memberikan gambaran dan pemahaman bahwa momentum perdana dalam menggunakan hak pilih dalam demokrasi sangat penting akan keterlibatan mereka, karena politik merupakan suatu hal yang sangat berperan dalam negara Indonesia. “Media sosial juga sebagai alternatif untuk dapat masuk dan menarik perhatian generasi muda dan pemilih pemula mengenai dunia politik,” ucapnya.

Sebagai caleg yang masih tergolong muda, Wendi berharap dengan pendekatan yang dilakukan olehnya secara personal dapat menjadi power dan daya tarik tersendiri agar didukung penuh oleh anak-anak muda. Bagaimanapun, satu suara dari anak muda tersebut sangat penting baginya.

Sebagai salah seorang valeg yang melakukan pendekatan ke kalangan generasi muda, Wendi berharap jika berhasil mendapatkan kursi parlemen, ia akan berjuang agar kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sedapat mungkin akan menyentuh segala kepentingan generasi muda.

“Mungkin pemerintah membutuhkan inovasi baru agar kepentingan seluruh anak muda itu tersentuh. Karena sebelumnya pemerintah hanya berhubungan dengan satu dinas yang menyentuh kepentingan anak muda, yaitu dinas pemuda dan olahraga. Itu artinya bagi anak muda yang tidak menyukai bidang olahraga, pemerintah tidak akan menyentuh kepentingan dan aspirasi lain dari generasi muda,” ujarnya.

Ia melanjutkan, anak-anak muda memiliki banyak sekali mimpi, harapan, dan aspirasi untuk keberlangsungan masa depan mereka. Maka dari itu, ia berharap dengan kapasitasnya sebagai anggota DPRD agar dapat menjadi tali sambung dari aspirasi generasi muda ke pemerintah.

“Jadi tidak hanya dinas pemuda dan olahraga saja, namun seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mewakili pemerintah harus dapat mencanangkan program-program yang ada keterlibatan anak-anak muda di sana,” tuturnya.

Wendi mengaku berusaha mematahkan stigma yang tertanam dalam pikiran masyarakat, terutama pemilih muda, bahwa politik bukan merupakan suatu hal yang kotor. Stigma itu menyebabkan banyak pemilih dari kalangan anak muda yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya dan tidak ingin untuk terlibat dalam keberlangsungan pesta demokrasi.

Menurutnya, KPU sangat berperan penting dalam mengajak para pemilih pemula agar menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi mendatang. Tak hanya menggunakan cara yang kaku seperti melakukan imbauan kepada masyarakat dari kalangan muda agar menggunakan hak pilihnya.

“Menurut saya, KPU harus upgrade dan melakukan inovasi dalam menyosialisasikan mengenai pemakaian hak pilih, seperti masuk ke sekolah-sekolah atau kampus-kampus, atau bisa jadi membuat simpul-simpul dari keterwakilan KPU yang membicarakan secara masif mengenai pemilu dan demokrasi,” tuturnya. (*)

Exit mobile version