“Dahulu saya juga sama dengan anak-anak Minangkabau lainnya sekolah ketika pagi dan saat menjelang sore mengaji ke surau melalui jalanan setapak dan pematang sawah meskipun jaraknya sedikit jauh, namun itu tak menjadi masalah saya sangat menikmatinya dan tentunya juga pernah dimarahi oleh orang tua dan mendengar panggilan ibu ketika pulang malam,” ujarnya dengan nada sedikit tertawa kecil.
Masa kecil di nagari Pasilihan adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Lalu setelah itu, ia melanjutkan sekolah di SD N 03 Kampung Jawa Kota Solok dan melanjutkan sekolah di SMP N 1 Kota Solok, SMA N 1 Solok. Dan setiap pulang sekolah ia membantu ibunya untuk menjaga rumah obat atau apotek yang sempat dimiliki oleh keluarganya yang lokasinya tepat berada di dekat terminal lama Solok.
Dirinya memang sudah mahir dalam pelajaran Maatematika, sehingga pada saat setempat SMA anugerah terbesar datang untuk dirinya yang ia lihat sendiri di surat kabar bahwa ia telah lolos UMPTN jurusan Matematika di Institut Teknologi Bandung yang pada masanya merupakan prestise tersendiri.
Selama 5 setengah tahun menaungi bangku pendidikan di ITB, tentu banyak hal-hal baru yang telah ia dapatkan. Bagaimana menemukan pemecahan masalah, membentuk cara pandang di bidang Matematika dan juga mengenal yang namanya pergerakan mahasiswa.
“Kita sudah mulai masuk ke ranah politik pada gerakan mahasiswa. Saya juga ikut dalam gerakan mahasiswa yakni menggulingkan kekuasaan Soeharto. Saya terbilang mahasiswa bandel yang kerjaannya demo, menyampaikan aspirasi melalui puisi namun tetap memperhatikan bidang akademis yang ada. Zaman mahasiswa bagi saya adalah zaman yang harus dinikmati sepenuhnya,” ungkapnya lagi.
Setamatnya di bangku perkuliahan, dirinya bersama rekan-rekannya membuka warung internet di Bandung dan beberapa bulan kemudian diajak bekerja dia Bogor menjadi asisten peneliti Lembaga penelitian di Bogor yang mana ia juga mengenal beberapa guru besar di ITB dan di sana ia juga dikenalkan dengan sosok SBY.
“Di sana saya juga diberi kesempatan untuk mengajar bapak SBY mengenai Matematikadan Ekonomi dimana dahulunya bapak SBY menjabat sebagai Menkopolhukam dan mengambil studi doktoral di ITB. Dimana salah satu pembelajarannya adalah matematika dan ekonomi dan diminta secara langsung untuk mengajari beliau secara privat sekali seminggu,” ungkapnya lagi.