Selama menjadi guru privat dari sosok SBY, ada pengalaman menarik yang masih diingatnya. Model pembelajaran berupa pemetaan dimana ia merangkum ratusan lembar buku dan menjadikan ke dalam bentuk peta atau map barulah menerangkan kepada SBY.
Kemudian, beliau juga menjadi peneliti pada ahli tambang dimana ilmu statistik dan ekonomi sangat terpakai baginya. Lalu ia diajak bergabung ke Indonesia Corruption Watch (ICW) yang mana dahulunya dipimpin oleh Eten Masduki dan tokoh lainnya.
“Dahulu tahun 2004 sedang marak-maraknya survei politik. Di ICW saya menghabiskan waktu 14 setengah tahun membidangi pelayanan publik, korupsi politik dan investasi. Setelah saya di ICW banyak hal yang sudah saya pelajari . Di ICW pengentasan korupsi sangat ditekankan dan juga saya dahulunya bisa membuat 3 rilis untuk wartawan dalam sehari, melakukan investigasi kasus korupsi dan mencari data bukti kasus korupsi dan menjadi koordinator divisi investigasi”ujarnya lagi.
Setelah di ICW kemudian dirinya diajak oleh Agus Gumilang Kartasasmita sebagai staf khusus Kementerian Sosial RI yang ditugaskan untuk mengawasi anggaran di Kementerian Sosial RI. Kemudian setelah di Kemensos, beliau juga diajak oleh Menteri menjadi staf khusus Kementerian Perindustrian RI hingga saat ini.
“Di sini ilmu statistik saya sangat banyak terpakai, dimana saya dipilih sebagai juru bicara kementerian RI dan belajar alhamdulillah bisa,” ungkapnya lagi.
Dengan banyaknya pengalaman tersebut, ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kariernya dan mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI. Dimana perbekalan yang selama ini telah dirasakan melalui pengalamannya yang sudah sangat banyak hal itulah yang membuatnya merasa percaya diri untuk dapat maju sebagai caleg dpr ri.
“Ketika saya di ICW, sikap anti korupsi sudah tertanam pada diri saya. Mengantisipasi korupsi, memantau pejabat, mendorong sistem anti korupsi dan membuat sistem anti korupsi yang tidak berhasil diturunkan malah semakin banyak. Setelah saya kaji ternyata akarnya adalah di politik terutama bagaimana politis mendapatkan kekuasaaan dengan mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan kekuasaan,” ujarnya lagi.