DHARMASRAYA, HARIANHALUAN.ID – Walaupun jarang dibahas, pertarungan memperebutkan kursi DPR RI antar calon legislatif putra Sijunjung asli semakin hari semakin memanas.
Sijunjung yang berada di Dapil Sumbar 1 (Padang, Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Kab. Solok, Solok Selatan, Padang Panjang, Tanah Datar, Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya) dikenal sebagai “Dapil Neraka” oleh pengamat politik.
Delapan Kursi yang diperebutkan, namun di Dapil I ini bertaburan bintang. Suara rakyat diprediksi akan terpecah. Tetapi untuk wilayah selatan (Sijunjung-Dharmasraya) kans-nya terbuka lebar. Asal masyarakat bersatu menginginkan ada wakil di Senayan, Insyaallah akan jadi.
Mendudukkan wakil Sijunjung di Senayan dianggap sangat penting, selain sebagai perpanjangan tangan masyarakat di Jakarta, duduknya putra Sijunjung di DPR RI sudah barang tentu akan memberikan banyak manfaat. Dengan APBD yang terbatas, harus ada yang menarik anggaran dari pusat untuk pembangunan di Ranah Lansek Manih ini.
Momentum Pemilu 2024 ini harus dimanfaatkan masyarakat Sijunjung untuk memilih putra asli Kabupaten Sijunjung demi kemajuan dan pembangunan di Ranah Lansek Manih.
Jika melihat Daftar Calon Tetap (DCT) untuk DPR RI Dapil Sumbar 1, terdapat lima calon putra daerah Sijunjung. Sumanto (Partai Gelora), Ashelfine (PDIP), Nurkaddis Nasher (Partai Ummat), Ito Hadi Sista (PPP) dan Marlis (Partai NasDem). Dengan adanya lima sosok petarung itu, peluang untuk mendudukkan wakil Sijunjung di Senayan terbuka lebar.
Harapan kita, setidaknya minimal ada satu orang yg bisa mewakili wilayah selatan (Sijunjung-Dharmasraya) di Senayan sana. Paling tidak perhatian untuk kemajuan pembangunan ke depan sangat mudah dan ada yang bersuara di Senayan.
Akhir-akhir ini juga tumbuh kesadaran kolektif dari seluruh lapisan masyarakat Kab. Sijunjung. Mulai dari pemerintah daerah, pemerintah nagari, tokoh-tokoh masyarakat, ninik mamak, bundo kandung, pemuda dan seluruh lapisan masyarakat Kab. Sijunjung, untuk betul-betul memanfaatkan momentum Pileg 2024 ini untuk memperjuangkan putra daerah Sijunjung sebagai anggota DPR RI di Senayan, agar pembangunan Sijunjung ke depan akan semakin baik dan optimal.
Kesadaran kolektif tersebut timbul sebagai bentuk evaluasi terhadap Pileg 2019 yang lalu, dimana putra putri terbaik Kab. Sijunjung yang duduk di DPR RI sebanyak satu orang (H. Endre Syaiful-NasDem ) dan lima orang anggota DPRD Prov. Sumbar (Marlis, Liswandi, Evel, Iradatillah, dan Marlina) harus ikhlas berpindah ke Sawahlunto dan Dharmasraya.
Lalu, bagaimana peluang ke-5 nama tersebut untuk bisa mendapatkan kursi di Senayan? Mari kita bahas satu-satu track record dan peluang masing-masing caleg.
Ada beberapa faktor yang menjadi daya saing, yaitu sosok figur, logistik, kekuatan caleg yang menghadang di sebrang (caleg luar Sijunjung sesama partai), kemungkinan peluang kursi perolehan partainya di Sumbar 1, luasnya dukungan yang diperoleh caleg di luar Kabupaten Sijunjung, serta faktor “x” bargaining posisi di lapangan.
Bila diformulasikan satu-persatu tanpa bermaksud memvonis atau like-dislike, maka dapat terlihat proyeksi peluang masing-masing caleg Sijunjung sebagai berikut:
1️⃣ Ashelfine, SH, MH (PDIP)
Asal Pematang Panjang, Kec. Sijunjung. Sebagaimana diketahui, Ashelfine ketika menjadi Ketua DPD PAN Kabupaten Sijunjung pernah maju menjadi calon bupati pada Pilkada Sijunjung 2020. Begitu juga sebelumnya pada Pilkada Sijunjung 2015, ia juga maju jadi calon bupati.
Tapi dikedua pilkada tersebut, Ashelfine belum beruntung. Gagal menang didua pilkada, tapi sekarang di Pemilu 2024 pindah ke jalur legislatif dengan pilihan maju ke DPR RI.
Ashelfine maju sebagai caleg DPR RI dari PDIP dengan nomor urut 8. Ketua Ikatan Keluarga Sijunjung Sakato (IKKS) Provinsi Riau ini memang harus lebih kerja ekstra mencuri hati masyarakat Sijunjung untuk memaksimalkan suara di Pileg 2024. Yang pertama, PDIP tidak begitu disukai oleh sebagian besar masyarakat Sumatra Barat, termasuk di Sijunjung.
Hal ini akan berimbas pada perolehan suara kader yang bertarung di Pileg 2024 termasuk Ashelfine. Berkaca dari hasil Pileg 2019 lalu, partai berlambang banteng ini kalah di Sumbar dan tidak mendapat jatah kursi di Senayan. Ditambah lagi, pertarungan di internal PDIP cukup berat bagi Ahselfine. Ada dua nama yg berebut suara di Dharmasraya yang dikenal sebagai basis suara PDIP, yaitu Leli Arni dan H. Meris.
Peluang Ashelfine memaksimalkan suara di Dharmasraya sangat tidak mungkin. Jika dicermati, bukankah pertarungan tiga kader PDIP di selatan (Sijunjung-Dharmasraya) ini hanya akan mendulang suara tambahan untuk mendudukkan H. Alex yang merupakan Ketua DPD PDIP Sumatra Barat?
2️⃣ Sumanto, S.Pt (Partai Gelora)
Asal Nagari Guguk, Kec. Koto VII, Sumanto merupakan caleg dari Partai Gelora dengan nomor urut 2. Peluang mantan anggota DPRD Kab. Sijunjung dua oeriode ini untuk mendapat kursi di Senayan sangat berat.
Persoalan utama adalah menyangkut partai. Partai Gelora yang belum genap lima tahun dan pendatang baru yang bertarung di Pemilu 2024 dihadapkan pada persoalan ambang batas parlemen. Sekalipun seluruh masyarakat Kab. Sijunjung memilih Sumanto di Pileg 2024, belum tentu bisa mengamankan kursi di Senayan. Partai Gelora minimal harus mendapatkan suara total 4 persen secara nasional untuk mendapatkan kursi di DPR RI.
3️⃣ H. Nukaddis Nasher, SE, MM (Partai Ummat)
Asal Nag. Tanjung Bonai Aur, Kec. Sumpur Kudus, domisili Bandung. Berada di dapil berat, tentu sangat berat bagi seorang Nukaddis Nasher untuk mengamankan satu kursi di DPR RI.
Sama halnya dengan Sumanto, Partai Ummat masih menjadi persoalan. Ambang batas parlemen (Parliement Thresshold) masih menjadi penghambat utama bagi Partai Ummat untuk bisa mendudukkan wakil di Senayan.
4️⃣ H. Ito Hadi Sista, S.S (PPP)
Asal Nag. Pematang Panjang, Kec. Sijunjung. Dibandingkan empat caleg DPR RI asal Sijunjung lainnya, Ito Hadi Sista bisa dikatakan paling minim pengalaman politik. Meski baru terjun ke dunia politik, tapi berani dan percaya diri langsung maju dan bertarung ke tingkat pusat.
Jika berkaca pada Pileg 2019 lalu, PPP tidak berhasil mengamankan satu kursi di Dapil Sumbar 1. PPP dengan perolehan suara 141.865 tidak mampu mengantarkan wakil di Senayan.
Artinya, sangat sulit bagi seorang Ito Hadi Siata yang sama sekali belum ada basis pemilih untuk mampu merebut satu kursi di Dapil Sumbar 1.
Kondisi ini diperparah oleh komposisi caleg internal dari PPP yang dianggap tidak punya basis yang jelas. Dua dari delapan caleg PPP berdomisili di luar Sumbar sudah barang tentu, kedua caleg tersebut tidak memiliki basis yang cukup kuat untuk mendulang suara maksimal di Pileg 2024. Hal ini tentu menjadi pertanyaan, seberapa mampukah PPP dengan formasi caleg seperti ini mampu merebut minimal satu kursi di Dapil Sumbar 1?
5️⃣ Drs. H. Marlis, MM (NasDem)
Asal Nagari Pamuatan, Kec. Kupitan, domisili di Padang dan Dharmasraya. Nasdem saat ini memiliki satu kursi dan berpotensi mampu mendudukkan dua kursi pada Pileg 2024.
Kursi diprediksi akan ada dua, tinggal menghitung siapa yang akan duduk di kursi tersebut. Marlis dinilai merupakan kandidat terkuat yang bisa menguasai medan tempur 2024. Pasalnya caleg DPR RI dari Partai NasDem No. Urut 8 ini memiliki basis jelas, mengusai peta politik karena pernah memimpin ketua parpol di Sumatra Barat, bahkan secara leadership Marlis pernah dua periode menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatra Barat. Pengalaman menjadi satu-satunya tokoh yang pernah menjadi ketua di seluruh komisi di DPRD provinsi membuktikan bahwa kualitas Marlis sudah teruji.
Melihat tingginya aktivitas turun lapangan, luasnya basis dan pergerakan Tim Pemenangan Marlis di 4 kab/kota yaitu Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya dan sebagian Solok, merupakan gambaran peluang dan kekuatan Marlis. Penulis mengamati, pesaing Marlis di NasDem, kekuatan dan pergerakannya dinilai kurang signifikan dan kurang menjadi ancaman.
Incumbent Lisda Hendrajoni, hanya mampu meraih 37.326 suara di Pileg 2019 dengan basis suara hanya di Kab. Pesisir Selatan. Nama lain seperti Fauzi Bahar harus kerja ekstra berebut suara dengan nama-nama besar di basis pemilihnya di Kota Padang, seperti Andre Rosiade hingga rekan separtainya yaitu Irwan Afriadi. Shadiq Pasadigoe menjadi satu-satunya pesaing terberat Marlis saat ini di NasDem. Mantan Bupati Tanah Datar dua periode tersebut berhasil meraih sekitar 62.000 suara di Pileg 2019, namun gagal duduk karena kalah perolehan suara internal di PAN.
Meskipun begitu, dengan pergerakan canvassing politik dan pergerakan tim pemenangan yang ia lakukan ke seluruh pelosok Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya, menjadi bekal bagi Marlis untuk meraih suara maksimal di Pileg.
Voucher sedekah yang ia canangkan mampu membuat gempar masyarakat khususnya di Dharmasraya dan Sijunjung yang bisa berwisata gratis ke Alinia Park & Resort. Selain itu, Anies efek juga menjadi salah satu berkah bagi Marlis sebagai caleg NasDem. Anies Baswedan yang saat ini menjadi capres yang paling disukai masyarakat di Sumbar, sedikit banyaknya tentu akan memberikan efek positif terhadap keterpilihan Marlis sebagai caleg dari partai pendukung Anies pada Pilpres 2024.
Jika diamati dan ditakar sementara, maka dapat tergambarkan bahwa peluang caleg Sijunjung di Pileg 2024 bisa mendapatkan satu kursi.
Bila semangat “Gotong Royong” oleh masyarakat Sijunjung tidak sungguh-sungguh tergarap baik, maka bisa-bisa peluang mendudukkan wakil Sijunjung di Senayan pupus lagi. Apalagi, kalau kita mau suara kita “dibeli”.
Atas pertolongan Allah SWT dan kesadaran masyarakat Sijunjung-Dharmasraya untuk bangkit memiliki wakil di DPR RI, semoga terwujud dan bahkan lebih banyak lagi dari perkiraan di atas. (*)