“Dalam arti kata, dia sebenarnya tidak pede maju Pilgub apalagi survei Pilgub terakhir itu telah ada dan sudah dipegang oleh Andre, Buya Mahyeldi dan Fadli Amran sendiri,” jelasnya.
Edo menuturkan, Survei Pilgub terakhir, dinilai telah memberikan pertimbangan bagi banyak politisi yang hendak berniat maju menantang seorang Gubernur Incumbent sekaliber Mahyeldi Ansharullah pada periode kedua kepemimpinannya.
Kondisi Mahyeldi yang saat ini diatas angin, sambung Edo, sama halnya dengan yang pernah dialami oleh kader PKS lainnya yakninya Irwan Prayitno pada Pilgub 2014 silam. Dimana saat itu, Epyardi Asda dan Mulyadi, bahkan akhirnya mengurungkan niatnya untuk maju melawan Irwan Prayitno.
“SBLF juga pernah mencoba simulasi survei Mahyeldi Ansharullah dengan Epyardi Asda, Andre Rosiade, Sutan Riska, Mulyadi dan semua nama yang mengapung, Hasilnya tetap saja elektabilitas Buya Mahyeldi diatas 50 persen,” jelasnya.
Edo juga menanggapi kemungkinan Fadli Amran akan dipinang oleh Mahyeldi Ansharullah sebagai Wakil Gubernur, Ia menyebut, kemungkinan hal itu terwujud cukup kecil.
Sebab Fadli Amran sendiri, pernah berseloroh di media bahwa daripada dirinya menjadi wakil, dirinya malah lebih siap untuk menjadi Gubernur menantang Mahyeldi atau bahkan maju di Pilwako Padang.
“SBLF juga sudah melakukan survei elektabilitas pasangan Mahyeldi – Audy dan pasangan Mahyeldi – Fadli. Penerimaan masyarakat masih lebih tinggi kepada pasangan Mahyeldi – Audy. Bagi Fadli Sendiri dia tentu juga sudah menyadari jika dia memilih menjadi wakil, ruang geraknya akan lebih terbatas,” pungkasnya mengakhiri. (*)