PADANG, HARIANHALUAN.ID — Berdasarkan konfigurasi perolehan kursi di DPRD Kota Padang, hampir semua partai memiliki peluang yang sama untuk memajukan kandidat pasangan calon. Namun, diprediksi hanya akan ada empat pasangan calon (paslon) yang akan berlaga pada Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Padang 2024.
“Rata-rata partai yang ada di Kota Padang memiliki tujuh kursi. Sementara anggota DPRD Padang berjumlah 45 orang. Berdasarkan konfigurasi ini, jika tidak ada partai yang merapat, maka berkemungkinan akan ada tiga sampai empat pasangan calon (paslon) di Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Padang nanti,” ujar Pengamat politik dari Universitas Andalas Unand, Prof. Asrinaldi kepada Haluan, Senin (10/6).
Dari sejumlah nama yang telah mengapung saat ini, figur yang hampir pasti berpeluang maju ke tahap pencalonan adalah figur sentral di partai politik (parpol) yang memiliki tujuh kursi di DPRD Kota Padang. Mereka adalah Hendri Septa dan Elkos Albar dari PAN serta Fadly Amran dari Partai NasDem.
Sementara dari PKS, yang notabene adalah partai pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) Sumbar 2024, menurutnya bisa saja mengusung Muhammad Iqbal, Khairul Ikhwan, atau bahkan tokoh lain yang berasal dari internal PKS sendiri, seperti Muharlion, Muhidi, atau bahkan Irsyad Syafar. Sedangkan dari Gerindra, ia melihat ada nama-nama seperti Hidayat, Efi Yandri Rajo, Budiman, Syafrial Kani yang berpeluang besar untuk maju.
Asrinaldi meyakini, Pilwako Padang 2024 nanti akan menjadi pertarungan politik sengit yang melibatkan tiga partai besar, yakni PAN, PKS, dan NasDem. Namun, ia melihat elektabilitas calon untuk saat ini masih sangat cair.
“Untuk kans petahana misalnya, masih 50:50. Berdasarkan survei terakhir, Hendri Septa memang masih unggul, tapi jaraknya tidak terlalu jauh dari Fadly Amran. Baru kemudian diikuti Maigus Nasir dan Ekos Albar. Dan ini masih masih bisa berubah,” kata Guru Besar Ilmu Politik Unand itu.
Kendati demikian, ia menekankan bahwa siapapun kandidat calon Wali Kota Padang yang nantinya mendapatkan tiket dari parpol pengusung, harus benar-benar berjuang merebut suara dari masyarakat pemilih yang kian cenderung kritis dan rasional.
Program yang ditawarkan para kandidat akan menjadi faktor utama bagi masyarakat Kota Padang dalam menjatuhkan pilihan. Selain itu, mereka juga akan mempertimbangkan hasil evaluasi terhadap roda pemerintahan yang berjalan selama ini.
“Masyarakat pemilih di Kota Padang juga sudah mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan hari ini. Artinya, mereka akan mengevaluasi petahana. Kita tahu dari banyak kritikan yang masuk, petahana tidak banyak berbuat apa-apa. Itu kelemahan kandidat petahana,” ucapnya.
Selain faktor ketertarikan terhadap program yang ditawarkan kandidat, Asrinaldi juga meyakini bahwa masyarakat pemilih di Kota Padang juga akan menjadikan unsur kedekatan kandidat dengan masyarakat sebagai alasan untuk memilih. “Dalam beberapa kali survei yang pernah kami lakukan, ditemukan bahwa ada kecenderungan kandidat yang akan menang itu adalah kandidat yang dekat dengan masyarakat,” katanya. (*)