“Muhammad Iqbal diunggulkan karena merupakan Jubir Timnas Amin dan perantau di Jakarta. Dia adalah rektor di sebuah kampus. Figur ini juga telah familiar lewat gambar-gambar yang sudah mengemuka,” ucapnya.
Berdasarkan peta kontestasi politik yang perlahan sudah mulai tergambar jelas ini, terdapat sejumlah parameter yang bisa digunakan untuk melihat keunggulan dari masing-masing kandidat yang akan berlaga pada Pilwako Padang 2024.
“Pertama, pengalaman. Jika memakai parameter ini, berarti akan ada tiga mantan kepala daerah yang diuntungkan, yaitu Hendri Septa, Ekos Albar, dan Fadly Amran. Kedua, parpol pengusung. Dari sisi ini dapat dilihat bahwa akan ada dua kandidat dari PAN, satu dari NasDem, dan satu dari PKS. Sebagai parpol pemenang Pileg Sumbar 2024, PKS akan sangat diunggulkan dengan mengusung satu nama. Kondisi itu ditambah dengan kenyataan bahwa PKS sudah berhasil menang dalam dua kali Pilwako Padang sebelumnya. “Ini bisa menjadi nilai plus bagi Muhammad Iqbal apabila ia akhirnya berhasil mendapat rekomendasi dari PKS untuk maju sebagai salah satu pasangan yang diusung PKS,” kata Edo.
Ketiga, faktor kewilayahan. Dari empat kandidat yang akan bertarung, dua di antaranya adalah sosok yang besar dan lahir di Kota Padang. Mereka adalah Hendri Septa dan Fadly Amran.
Sosok Hendri Septa yang juga baru saja mendapatkan gelar datuak dari suku Caniago ini akan berpeluang menang jika berhasil meraih suara maksimal di daerah Lubuk Begalung, Koto Tangah, dan daerah-daerah sekitarnya.
“Sementara Ekos Albar sebagai Wakil Wali Kota Padang, dalam waktu satu tahun ini pasti sudah punya basis yang bisa dikuasai. Apalagi kader-kader PAN juga fanatik dan tidak seluruhnya bisa ke Hendri Septa. Ditambah lagi, Ekos di PAN menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum DPP,” tuturnya.