Waktu lebih kurang setahun menjabat Wakil Wali Kota Padang dirasa sangat sebentar. Ekos Albar mengakui masih banyak hal yang ingin Ia benahi di ibukota provinsi ini.
Ia menilai Kota Padang masih stagnan. Beberapa program pemerintah “autopilot” atau bahkan turunan dari tahun-tahun sebelumnya.
“Ini sangat objektif jika kita melihat 10 tahun terakhir, tapi tidak bisa dipungkiri pula bahwa tidak ada kemajuan yang signifikan baik pembangunan maupun ekonomi-sosial,” tuturnya.
Menurutnya, pemko harus ada indikator kerja yang terukur. Jangan asal suatu program selesai sesuai target, tapi tidak ada dampak untuk masyarakat dan kemajuan Kota Padang itu sendiri.
Jika nanti diamanahi menjadi Wali Kota Padang, Ekos Albar berkomitmen untuk berani menerobos dan menjadi kepala daerah yang out of the box. Tidak lagi terpaku meneruskan atau mengulang-ulang program terdahulu yang stagnan.
Dikatakannya, berbagai inovasi dan terobosan harus berani diambil kepala daerah. Hal itu agar terasa percepatan pembangunan dan kemajuan kota.
Kepala daerah, juga harus siap melayani dan hadir di setiap persoalan masyarakat.
Seperti jika ada banjir harus turun ke lapangan itu, melihat bagaimana kondisi sebenarnya dan mencarikan solusinya. Bukan hanya acara seremonial ataupun protokoler semata.