PADANG, HARIANHALUAN.ID – Satu bulan lagi masa pendaftaran bakal pasangan calon Pilkada Gubernur Sumbar ke KPU dimulai. Faktanya hari ini baru muncul satu nama kuat Mahyeldi, dibayangi Epyardi Asda, tapi seminggu belakangan mencuat wacana kalau Pilkada Sumbar petahana melawan kotak kosong.
Satu minggu ini pula, dari bisik-bisik pemikir elektoral di Sumbar mulai terungkap, ada bakal pasangan calon yang siap mengantisipasi calon petahana melawan kotak kosong. Paslon yang dikaji mendalam itu ternyata Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan dengan mantan Wakil Walikota Padang Ekos Albar.
“Secara hitungan politik Sutan Riska dengan Ekos Albar bisa masuk ke radar Pilkada Sumbar, satu PDI Perjuangan satunya PAN, koalisi bisa terwujud untuk mengusung Sutan-Ekos ke Pilkada Sumbar,” kata pemantik diskusi kalangan pemerhati elektoral yang dirangkum Ketua Jaringan Pemred Sumbar (JPS) Adrian Tuswandi, Jumat (5/7).
“Ya dari diskusi dengan para pemerhati elektoral Pilkada Gubernur Sumbar belakangan ini, Paslon atas nama Sutan Riska-Ekos Albar mulai mengerucut,” ujar Adrian Tuswandi.
Bahkan, kata Toaik biasa ketua JPS disapa banyak kalangan di Sumbar, para pemikir elektoral mengatakan Sutan Riska-Ekos Albar adalah surprise elektoral dan selamatkan demokrasi Pilkada Sumbar dari kotak kosong
Menurut analisis kalangan pemerhati elektoral, kenapa Sutan Riska dan Ekos Albar, keduanya punya pengalaman dan basis elektoral yang saling menunjang untuk mengalahkan calon petahana.
“Jangan bicara hasil survei ya, tapi keduanya adalah tokoh yang punya pengalaman elektoral dan basis elektoral. Sutan Riska misalnya, dia bupati dua periode Dharmasraya yang sukses selama kepemimpinan, bahkan jadi Ketua APKASI Pusat,” katanya.
Bahkan di era Sutan Riska menjadi kepala daerah, solidaritas elektoral kabupaten paling timur Sumbar itu terealisasikan. Terbukti putra puteri terbaik Dharmasraya bisa menjadi anggota DPRD Sumbar.
“Sutan Riska itu jaminan elektoral khusus di Sumbar bagian timur, lalu Ekos Albar politisi berbasiskan pengusaha, Ekos kenyang pengalaman elektoral, dan punya trah elektoral di Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Agam dan Tanah Datar. Menurut para pemerhati elektoral jika dua tokoh ini berpasangan dan elektoralnya bisa dikapitalisasi, maka Mahyeldi selaku calon petahana bisa kalah di Pilkada November 2024,” ucap Toaik. (*)