“Saat itu saya punya alasan yang rasional. Pada Pilkada 2015, calon wakil saya meninggal dunia, dan yang kedua orang kampung saya pula yang maju. Makanya waktu itu saya mundur. Tapi kali ini berbeda. Apapun yang terjadi, Insya Allah kita siap maju hingga pemilihan nanti,” sebutnya.
Keseriusan Tanjung untuk berlaga dalam pertarungan politik itu ditunjukkan dengan pengunduran dirinya dari dunia militer pada akhir 2022 lalu. Padahal saat itu ia masih memiliki waktu kedinasan untuk empat tahun lagi.
“Sebenarnya saya masih bisa menjabat sebagai komandan Denpom untuk dua periode lagi. Namun, melihat kondisi kampung halaman, saya lebih baik memutuskan mundur dari jabatan dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Pasaman,” tukasnya. (*)