Untuk Padang Pariaman ada Jon Kenedi Aziz dari DPR RI), Rahmat Hidayat, Suhatri Bur, Yosdianto, Iddarusalam, Rahmang, Aminuddin, Aldino, dan Happy Neddy. Sedangkan Kota Pariaman ada Genius Umar, M. Ridwan, Mardison, Mahyuddin dan Yota Balad.
Selanjutnya, Kota Solok dan nama Ramadhani Kirana Putra, Suryadi Nurdal, Nofi Candra, Irzal Ilyas dan Leo Murphy. Tanah Datar ada Eka Putra, Richi Aprian, Suherman, Anton Budiman, Budiman Malano Garang, Ahmad Fadly dan Suir Syam.
Sementara Sijunjung Benny Dwifa Yuswir SSTP,M.SI – H.Iraddatillah S.Pt bakal maju kembali dengan penantang, Ust.Hendri Susanto LC, – Mukhlis SHi yang masih wacana dan belum deklarasi. Solok Selatan yaitu petahana, H. Khairunas dan Yulian Efi. Sementara calon baru, Armen Syahjohan yang saat ini Wakil Ketua DPRD dan Edi Susanto, SE. Dipertuan Tuanku Rajo Malenggang.
Untuk Kota Padang Panjang, Padang panjang Hendri Arnis, BSBA dan Dr. Edwin Anas. Pesisir Selatan ada Hendrajoni, Rusma Yul Anwar yang juga belum ada tanda-tanda akan deklarasi.
Melihat fenomena itu, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menyayangkan minimnya mentalitas petarung politisi Minang zaman sekarang. Sebab kenyataannya, politik itu sangatlah dinamis. Sehingga sudah selayaknya setiap kandidat kepala daerah penantang mempersiapkan diri sebaik-baiknya sejak jauh-jauh hari. “Sebenarnya banyak kemungkinan yang bisa terjadi jika kandidat penantang petahana ini dari awal memang benar-benar mempersiapkan diri,” jelasnya.
Arifki menyebut, kebiasaan politikus di Sumbar cukup berbeda dengan daerah lain. Di daerah lain, para tokoh lokal biasanya berlomba-lomba mendeklarasikan diri jelang Pilkada. Bagi mereka, urusan kalah menang adalah soal belakangan. Yang penting bagi mereka adalah deklarasi. Dengan tujuan masyarakat pemilih atau khalayak tahu bahwa mereka siap untuk berlaga. “Nah, pertanyaannya, apakah memang ongkos politik di Sumbar ini terlalu tinggi? sehingga tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi tokoh,” tambahnya lagi.